Biar lapar, kamu mau puasa kan…?? Alhamdulillah kalo begitu.
Kamu harus tahu. Lapar itu mampu menimbulkan kerendahan hati dan melenyapkan kesombongan serta kezaliman yang ada di dalamnya. Lapar itu sabar. Jika hati dapat bersabar, maka perut pun akan dapat memahaminya.
Puasa memang hebat. Disambut bak "pangeran ganteng". Semua bersiap, semua berkemas. menyambut gembira. Bahkan saking gembiranya, saat berpuasa pun kalo ditanya, “gimana sih rasanya puasa sih? Pasti lapar dan haus kan?”
Rame-rame orang yang lagi puasa menjawab, “Ahhh, enggak kok. Biasa aja”.
Agak menarik buat kita, kenapa orang yang puasa menjawab “enggak lapar dan haus, alias biasa saja”. Kalo mau jujur seharusnya, kita jawab “Iya, lapar dan haus banget”. Ya namanya juga puasa. Enggak makan, enggak minum dari sahur hingga maghrib. Masak enggak berasa lapar dan haus. Jadi harusnya, orang yang puasa, rasanya gak biasa aja. Harus berasa lapar dan haus.
Agak aneh aja, kalo orang yang puasa sama sekali enggak merasa lapar dan haus. Patut dipertanyakan. Bukankah orang puasa pasti kurang nutrisi, tidak seperti hari-hari saat tidak berpuasa.
Justru pelajaran terpenting puasa itu, harus merasa lapar dan haus. Agar kita bisa merasakan betapa berat penderitaan “mereka” yang miskin, anak-anak yatim. Mereka yang sudah terbiasa lapar dan haus dalam hidupnya sehari-hari. Syukur Alhamdulillah, jika kita mau berbagi kepada “mereka” yang membutuhkan. Apalagi di bulan puasa. Tapi jika tidak pun, sangat baik jika kita merasakan apa yang mereka rasakan. Puasa, kita sedang menahan lapar dan haus.
Puasa itu LAPAR. Karena lapar akan menjernihkan hati dan menajamkan penglihatan, sedangkan kenyang menyebabkan kedunguan dan membutakan mata hati.
Kamu mau puasa kan ?
Lalu, mengapa kita sibuk mencari resep makan sahur yang bisa tahan lama hingga maghrib? Mengapa pula, kita berjuang keras mencari makanan buka yang bisa mengemballikan energi selama berpuasa?
Sungguh boleh-boleh saja. Tapi, saat sahur atau berbuka puasa seharusnya biasa-biasa saja. Tidak perlu sahur dengan makan sebanyak-banyaknya. Agar tidak cepat lapar. Bahkan, tidak perlu juga berbuka puasa dengan “menyantap” segala makanan, penuh dengan nafsu. Seperti orang yang balas dendam akibat berpuasa.