Mohon tunggu...
Syarif Yunus
Syarif Yunus Mohon Tunggu... Konsultan - Dosen - Penulis - Pegiat Literasi - Konsultan

Dosen Universitas Indraprasta PGRI (Unindra) - Edukator Dana Pensiun - mantan wartawan - Pendiri TBM Lentera Pustaka Bogor - Dr. Manajemen Pendidikan Pascasarjana Unpak - Ketua IKA BINDO FBS Univ. Negeri Jakarta (2009 s.d sekarang)), Pengurus IKA UNJ (2017-sekarang). Penulis dan Editor dari 52 buku dan buku JURNALISTIK TERAPAN, Kompetensi Menulis Kreatif, Antologi Cerpen Surti Bukan Perempuan Metropolis. Penasihat Forum TBM Kab. Bogor, Education Specialist GEMA DIDAKTIKA. Salam DAHSYAT nan ciamikk !!

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Artikel Utama

Buku “Kompetensi Menulis Kreatif”; Cara Beda Menulis untuk Sastra

22 April 2015   21:00 Diperbarui: 1 Februari 2016   08:02 627
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gimana sih biar bisa menulis dengan kreatif.

Sederhana saja. Jadilah orang yang kreatif. Karena Kreatif itu BEDA. Kenapa Beda?

Beda dari yang lainnya. Gak sama dengan yang lainnya. Atau BEDA karena 1) perilaku-nya khas, atau 2) pikiran-nya tidak lazim, mungkin 3) jiwa/batin-nya unik, dan bisa jadi 4) karya-nya yang luar biasa.

Menulis kreatif juga kompetensi. Tak cukup hanya bakat, tak juga terbatas pada minat. Apalagi hanya bermodalkan kebiasaan. Menulis kreatiif harus memadukan 6 aspek penting; mulai dari aspek pengetahuan, sikap, proses, keterampilan, hasil, dan profesi. Menulis kreatif merupakan kompetensi yang ada dan bisa terjadi pada setiap orang. Semua kita bisa, sesuai potensi yang dimiliki, hanya mungkin belum digali.

Sungguh, kompetensi menulis kreatif hanya butuh sikap mental dan cara berpikir yang direfleksikan melalui kebiasaan dan tindakan. Karena untuk menjadi kompeten, kita harus mampu melaksanakan. Menulis kreatif hanya terjadi ketika kita MENJADI BUKTI, bukan MENUNGGU BUKTI.

Buku “Kompetensi Menulis Kreatif” karya Syarifudin Yunus, diterbitkkan oleh Penerbit Ghalia Indonesia pada April 2015. Ini buku karya ke-11 penulisnya. Disajikan untuk memberikan masukan dan tuntunan tentang menulis dengan cara yang beda, menulis yang tidak biasa. Menulis kreatif tidak dapat diajarkan, tetapi dapat dipelajari. Menulis kreatif yang paling baik adalah menuliskan setiap ide dan gagasan yang bergumul dalam pikiran kita.

Buku ini pantas dan cocok untuk para pembelajar Menulis Kreatif atau siapapun yang ingin bisa menulis untuk sastra. Pas untuk buku pegangan pembelajaran menulis kreatif. Menulis karya sastra yang berorientasi praktik, bukan teori semata. Karena menulis kreatif bukanlah menulis ilmiah. Menulis sesuatu dengan cara yang beda, baik untuk puisi, cerpen, novel maupun drama. Belajar menulis kreatif akhirnya harus mampu mencipta karya sastra. Itulah kompetensi menulis kreatif, spirit yang melandasi proses belajar menulis kreatif. Tidak ada karya kreatif yang lahir tanpa komitmen dan konsistensi. Kompetensi menulis kreatif hanya akan ada bila kita mau menulis, menulis, dan menuliskannya.

Memang tidak mudah membangun kompetensi menulis. Namun, apabila ada kemauan maka pasti ada jalan. Kompetensi menulis dapat terjadi pada saat kita mau melakukannya dengan benar. Karena menulis, tidak hanya fokus dalam memperlakukan “bakat istimewa” yang kita miliki tetapi juga pada kemampuan memadukan minat untuk belajar dan membangun kebiasaan untuk menuangkan setiap ide dan gagasan secara tertulis. Menulis kreatif menekankan pada “cara yang beda” dalam menulis. Beda dalam melihat suatu topik yang akan dituliskan.

Membaca dan mempelajari buku “Kompetensi Menullis Kreatif”, kita dapat memahami 1) Hakikat Kompetensi Menulis Kreatif, 2) Menulis Kreatif, 3) Menulis, 4) Kreativitas, 5)Proses Kreatif dalam Menulis, 6) Tahapan Menulis Kreatif, 7) Menulis Puisi, 8) Menulis Cerpen, 9) Menulis Novel, dan 10) Menulis Drama.

Jadi, tunggu apa lagi? Segeralah, bergegaslah untuk menulis. Menulis dengan cara yang beda, menuliskan yang tidak biasa. Karena “Menulis akan menyembuhkan luka”, begitu kata Dian Nafi dalam Matahari Mata Hati.

 

Semua bisa menjadi  penullis kreatif, menulis dengan cara yang beda.

Karena tidak ada yang sulit dalam menulis. Kita yang menyulitkan diri kita sendiri sehingga tidak mau menulis. Ingat “scripta manent, verba volant; yang tertulis akan abadi, yang terucap akan hilang”. Semoga berguna dan mencerahkan bersama buku “Kompetensi Menulis Kreatif”. Terima kasih dan salam menulis kreatif.

#BelajarDariOrangGoblok dalam menulis kreatif.

 

 

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun