Mohon tunggu...
Syarif Yunus
Syarif Yunus Mohon Tunggu... Konsultan - Dosen - Penulis - Pegiat Literasi - Konsultan

Dosen Universitas Indraprasta PGRI (Unindra) - Edukator Dana Pensiun - mantan wartawan - Pendiri TBM Lentera Pustaka Bogor - Dr. Manajemen Pendidikan Pascasarjana Unpak - Ketua IKA BINDO FBS Univ. Negeri Jakarta (2009 s.d sekarang)), Pengurus IKA UNJ (2017-sekarang). Penulis dan Editor dari 52 buku dan buku JURNALISTIK TERAPAN, Kompetensi Menulis Kreatif, Antologi Cerpen Surti Bukan Perempuan Metropolis. Penasihat Forum TBM Kab. Bogor, Education Specialist GEMA DIDAKTIKA. Salam DAHSYAT nan ciamikk !!

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Rezeki; Digantung apa Dijamin ?

26 Maret 2015   10:38 Diperbarui: 25 Juli 2015   07:36 364
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Siapa sih yang gak pengen punya rezeki banyak? Kita semua pasti pengen. Betul gak?

Kata orang bijak, hidup itu makin indah, ibadah makin nyaman, kalo ditopang rezeki cukup. Apalagi banyak. Alhamdulillah.

Sungguh, rezeki bagi manusia memang penuh misteri. Tidak tertebak. Gak bisa direncanain. Itu semua betul banget. Karena rezeki dalam kuasa Allah. Kita hanya ikhtiar, bekerja dan berusaha. Rezeki kita atau bukan, hanya Allah yang tahu. Begitulah seharusnya cara pandang kita tentang rezeki.

Lalu, mengapa ada orang yang sudah bekerja keras tapi rezekinya seret?

Nah, menarik nih. Itulah yang disebut cobaan dan ujian. Selagi masih jadi manusia kita pasti dihadapkan pada berbagai kemungkinan. Sederhananya, rezeki yang kurang, rezeki yang cukup atau rezeki yang banyak. Itu semua ujian. Atau bisa dibilang cobaan.  Tapi satu yang pasti, tidak ada jaminan “bobot’ rezeki sebesar apapun akan menjadikan si pemilik rezeki itu bahagia. Rezeki kecil belum tentu susah. Rezeki banyak belum tentu senang. Iya gak? Gak tau deh.

 

Kata orang tua dulu, rezeki itu tempatnya di dunia. Maka carilah dan persiapkan untuk akhirat. Ini bukan soal mengejar dunia. Tapi yang realistis aja. Kalo hidup butuh makan dan buat sekolah anak, maka rezeki harus dicari dan diupayakan. Karena rezeki ada di mana-mana. Satu lagi, rezeki bukan buat diomongin. Atawa dikira-kira, nanti dapat segini atau punya segitu. Kalo percaya rezeki diatur Allah, maka tugas kita mencari saja. Ikhtiar dengan bismillah.

 

Terus kalo udah dicari, mana rezeki saya?

Ya serahkan saja pada Allah. Karena rezeki tidak akan pernah tertukar. Sudah ada dalam takdir hidup kita. Ada juga yang karena ikhtiar kita. Asal dapat ridho Allah. Tenang saja, kan katanya rezeki gak bakal ketuker. Dan asal tahu aja, sifat rezeki itu intinya ujian dan cobaan. Kalo bisa makenya jadi berkah. Kalo gak bisa makenya ya gak berkah. Itu saja kok. Simpel banget.

 

Jadi, gak usah banyak mikirin soal rezeki.

Karena ada rezeki yang sudah DIJAMIN. Gak ngapa-ngapain, otomatis kita sudah dikasih rezeki oleh Allah. Tanpa perlu memeras keringat. Tanpa perlu banting tulang. Gratis. Udara yang kita hirup, sinar matahari, itu semua rezeki yang dijamin.

 

Ada juga rezeki yang DIGANTUNG. Untuk bisa dapat, kita disuruh usaha, ikhtiar. Tanpa usaha, mustahil bisa dapat rezeki ini. Kalo kita lapar dan dahaga, di atas meja sudah ada makanan dan minuman. Tapi ingat, kita harus gerakkan tangan dan mulut untuk menghilangkan lapar dan haus tadi. Butuh ikhtiar kita kan. Rezeki ini gak bakal sampe di diri kita kalo gak kita usahain.

 

Lalu, ada rezeki yang DIJANJIKAN. Rezeki ini hanya untuk hamba Allah yang taqwa dan banyak amal di jalan-Nya. Menjauhi larangan-Nya. Agak spesial. Kalo sudah begini, kita pasti dijanjikan dapat rezeki yang datangnya tidak pernah diduga-duga. Bahkan dari arah yang tidak disangka-sangka. Luar biasa kan.

Sahabat, dimanapun Anda berada.

Soal rezeki, bukan soal kurang, cukup, atau lebih. Rezeki kadang juga tidak identik dengan harta melimpah atau hutang yang banyak. Rezeki, cuma soal “dekat atau tidaknya” kita pada Allah dalam hal memperlakukan rezeki itu. Rezeki yang sia-sia itu yang jauh dari Allah. Rezeki yang berkah dan bertambah itu yang ada di jalan Allah. Satu hal yang patut direnungkan, rezeki yang BERKAH itu, rezeki yang lama belum habis tiba-tiba sudah ada lagi rezeki yang baru. Senantiasa bersyukur dan gak pernah merasa kurang. Penting kita ikhtiar soal rezeki, tapi jauh lebih penting menyikapinya.

Jadi, rezeki dijamin, digantung atau dijanjikan? Tinggal kita pilih saja setelah menerima rezeki, mau ngapain ..?

Tulisan ini juga rezeki kan? Insya Allah .... #RezekiAllah

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun