Mohon tunggu...
Syarief Budi Aji[SBA]
Syarief Budi Aji[SBA] Mohon Tunggu... lainnya -

Rakyad sejati yang golput dan ingin mewujudkan tatanan Negara adil dan makmur berdasarkan firman Tuhan. Tidak punya aji mumpung dan ikut-ikutan. Dan berkeyakinan; Bahwa manusia pilihan Tuhan berbeda dengan manusia pilihan rakyat yang cuma ikut-ikutan memilih. \r\nSumber mulya,Talisayan, Berau, KALTIM.

Selanjutnya

Tutup

Politik

Pertanyaan kami ini, ada campur tangan Tuhan atau Setan. .?

14 Desember 2011   02:43 Diperbarui: 25 Juni 2015   22:20 199
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Indonesia telah mencapai umur 66 tahun dalam mengarungi bahtera Kemerdekaan. Suatu umur yang tidak bisa di katakan”anak-anak” atau ke kanak-kanakan lagi,bagi bangsa kita. Mesti nya,Indonesia sudah menjadi Bangsa yang mapan dalam segala lini kehidupan. Atau sudah mapan dalam membangun peradaban perekonomian yang harmonis. Adil makmur secara merata.   Setidak-tidak nya sudah mendekati tujuan itu secara jelas. Tetapi sampai detik ini kaya nya masih perlu beberapa pertanyan,dalam menyikapi peran pemerintah selaku nahkoda jalan nya Kemerdekaan ini.

1. Kenapa Indonesia yang di nyatakan sebagai Negara Demkorasi berubah menjadi Negara politik...?. Apakah Demokrasi dan politik memang sama...? Atau jangan-jangan para pemikir dan Pemimpin kita tidak bisa membedakan nya..?. Karena menurut hemat kami,kalau Demmokrasi tidak pernah menyimpang dari aturan Agama. Sedangkan politik..? banyak yang menyimpang dari aturan Tuhan. Tiadak perlu kah di kaji ulang..?

2.Kenapa hasil pembangunan,atau”kue” Kemerdekaan hanya bisa di nikmati oleh sebagian rakyat Indonesia..?. Apakah Pemerintah tidak bisa membuat pemerataan kesejahteraan..?. Atau menurut Pemerintah sekarang ini sudah sangat bijak..? dan kesejahteraan rakyat sudah merata..? Kenapa masih banyak rakyat yang hidup di bawah garis kemiskinan..?

3.Kenapa sekarang justru timbul”kasta” baru bagi bangsa Indonesia..?. Ada kasta Sarjana, kasta smu,kasta smp dan kasta dasar. Kalau anak nya orang miskin yang cerdas tidak mampu sekolah tinggi kemudian menjadi kuli,atau anak nya orang kaya yang bodoh bisa mikul ijazah dan jadi wali kota,apkah ini termasuk cita-cita Kemerdekaan...?. Lalu sipakah yang punya kewajiban mencerdaskan kehidupan bangsa..?

4.Kenapa korupsi di Indonesia semakin membudaya..?. Orang-orang yang punya kedudukan yang mesti nya memikirkan rakyat banyak justru sibuk memikirkan diri nya sendiri. Apakah hidup”individualisme” seperti ini juga termasuk cita-cita kemerdekaan..?

5.Kenapa pembelajaran politik di Indonesia sangat penting..?. Bahkan di katakan; kalau politik itu”seni”bagi bangsa Indonesia. Padahal seni itu ada”tiga dimensi”. Seni patung atau ukir,seni gambar, dan seni tari atau drama. Apakah para pakar politik yang duduk menjadi pemipin bangsa ini,hanya seperti patung..?, seperti gambar...?,atau seperti drama saja..? sehingga tidak mampu membuat kemerdekaan ini menjadi indah. Apakah ini juga cita-cita kemerdekaan..?

6.Kenapa peradaban bangsa Indnesia sekarang ini condong mencontoh peradaban luar..?. Cara kampanye,cara pemilu, pilkadal,dan cara berfikir tentang pendidikan,kesehatan dan seabrek permasalahan bangsa selalu mencontoh luar Negri. Apakah ini suatu tanda kalau bangsa Indonesia sudah menjadi bangsa yang bodoh..?, kehilangan jati diri..?, tidak mampu berfikir sendiri...?. Sehingga bangga menjadi bangsa”peniru”. Apakah ini juga cita-cita kemerdekaan..?

Karena pertanyaan-pertanyaan itulah,yang mendorong kami untuk ikut kenyumbangkan pikiran,sehingga kami menyusun tulisan yang kami beri judul, Konsep Membangun Negara Adil Dan Makmur. Karena kami berfikir,bahwa negara ini milik kita bersama. Bukan milik ketua partai poitik,akademisi,ketua-ketua adat atau ketua-ketua agama. Tatapi milik kita bersama,termassuk”aku”.  Mengenai tulisan konsep membangun Negara adil dan makmur,yang telah kami sempurnakan, akan segera kami publikasikan. t

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun