1.     Seorang ibu muda dengan berpakaian, rok mini dan baju mini bekacak pinggang di depan putri nya, sambil menampakkan wajah garang tanda marah besar. Matanya yang sudah di merah biru di pelototkan. Mulut nya yang sudah di gincu merah di monyongkan. Sementara buah dada nya yang sebesar pepaya Bogor, mau loncat keluar.
IBU: Kenapa kamu bisa berantakan seperti ini. . . .?. Hamil sebelum sekolah beres. . .!. dengan lelaki yang tidak jelas hidung nya, tidak tanggung jawab. Sungguh memalukan. Tak tau diri. Kaya cewek gatal aja. Keterlaluan...., mencemarkan nama baik keluarga saja.  . ! sekarang bilang; siapa yang menghamili mu....!?
Anak:Â ma'af bu. . . saya berhubungan dengan empat lelaki. . .jadi . . .
Ibu:Â Â Â Â Â Goblok . . .[ sambil mendorong jidat anak nya] . kamu adalah harapan keluarga. Harapan bangsa, harapan agama. Kalau kamu sekolah nyambil bikin anak, nyambil ngektaksi, nyambil mabuk, lalu di mana otak mu. . . . . .hah!!!?. apa kamu senang jadi brandalan kaya gitu. . .? bangga. . .!? iya. . .!?. apa kamu juga senang menjadi wanita panggilan seperti ibu. . .!? iya. . !?
Anak:Â Â Â Â Â Iya bu. . . .
Ibu :Â Â Â Â Â Â Â Huuuuuuuuuh . . .baiklah kalau begitu. [berangkat pergi sambil jalan nya seperti orang joget dangdut]
2.     Seorang lelaki gendut turun dari mobil mewah. Kepala nya agak botak, kumis nya mirip ekor kuda. Dengan langkah mantap masuk gedung pertemuan. Tampak berwibawa dengan jas safari, abu-abu nya. Sementara dasi panjang nya klewer-klewer di terpa angin. Tanda orang kaya dan terhormat. Inilah sosok para pejabat yang sebenar nya tidak begitu terhormat.
Di dalam gedung beliau berpidato,:
Pejabat : Saudara-saudara; . . saat ini bangsa kita lagi mengalami devisit anggaran. Atau dalam kata lain, kekurangan dana atau dana minim. Hutang luar negeri kita sudah numpuk semakin banyak. Maka dari itu, kita di wajib kan untuk berhemat. Mengencangkan ikat pinggang. Kita harus ikut prihatin,. Harap saudara-saudara bisa menyadari keadaan ini. Jangan hidup berpoya-poya. Jadilah orang sederhana. . . yang santun dan mensyukuri nikmat. Karena bagaimana pun, keadaan saat ini jelas lebih baik dari masa lalu. Bagaimana bapak-bapak,. .. ibu-ibu,. ..mengerti. . ?
Pendengar : [ perut kosong belum sarapan dan pakaian murahan kreditan, dengan suara lemah menjawab] iya. . . pak , mengerti.
Pejabat : Bagus . jadilah warga negara yang patuh pad a peraturan.