Saya jadi teringat dijegalnya Gusdur untuk maju sebagai calon presiden di tahun 2004 dengan dalih kurangnya sehat jasmani yang dialami Gusdur waktu itu. Semua rakyat di seluruh nusantara tahu kalau peraturan itu adalah cara picik yang dilakukan oleh elit-elit politik terhadap pencekalan Gusdur di pelpres tahun 2004.
Gusdur yang punya pendukung solid dan fanatik jelas menjadi lawan politik bagi para elit-elit politik yang bersaing saat itu. Dan tidak lolosnya Gusdur untuk maju sebagai capres membuat jutaan pendukungnya kecewa, sakit hati dan marah. Bagaimana tidak, orgasme dalam berpolitik untuk memilih calon presiden yang di harapkan oleh sebagian rakyat Indonesia di cegah dan di bendung melalui aturan yang menggagalkan Gusdur untuk maju sebagai capres.
Gusdurpun lalu dengan terang-terangan menyerukan pada pendukungnya untuk boikot terhadap pilpres yang dinilainya telah mencederai cita-cita reformasi dan demokrasi waktu itu. Dengan lantang Gusdur pun menyerukan pendukungnya untuk Golput dalam pilpres saat itu.
Dan sekarang, sebagian warga masyarakat Jawa Tengah kembali dibendung dan dimatikan syahwat politiknya dalam memilih calon gubernur oleh di pilgub Jateng ini.
Hasrat yang menggebu yang dimiliki sebagian warga Jawa Tengah untuk menghantarkan orgasme dalam pemilihan Gubernur ini seperti punah karena salah satu calon yang hampir di predikisi bakal menang mutlaq tidak bisa maju mencalonkan diri di Pilgub Jawa Tengah ini.
Serentak sebagian waga masyarakatpun kecewa karena harapan mereka untuk memilih calon Gubernur yang diharapkan tidak bisa disalurkan karena salah satu kader pemimpin perempuan yang terkenal bersih, santun, cerdas, punya dedikasi tinggi dalam membangun Jawa Tengah ini tidak bisa maju dalam kancah pesta demokrasi di Jawa Tengah ini.
Rustriningsih yang telah mengakar dalam jantung sebagian masyarakat Jawa Tengah ini tidak ikut dalam pemilihan Gubernur. Ini jelas membuat sebagian masyarakat Jawa Tengah kecewa seperti kecewanya para pendukung Gusdur dalam pilpres 2004. Namun kekecawaan itu bukan sebab dari seperti apa yang terjadi sama Gusdur waktu itu. Namun karena tidak diberikannya rekomendasi kepada Rustriningsih untuk maju dalam pilgub dari PDI Perjuangan.
Namun kekecewaan itu hampir sama dengan apa yang dirasakan oleh pendukung Gusdur waktu itu. Dimana sebagian masyarakat tidak bisa menyalurkan hak politiknya karena Calon yang diharapkan mereka tidak maju dalam Pilgub.
Bagaimana mereka bisa memilih?. Sedangkan sedangkan seseorang yang akan dipilih mereka tidak duduk di bursa calon gubernur?.
Namun perbedaanya Gusdur di cekal dalam persyaratan di KPU waktu itu. Sehingga rakyat dan pendukung Gusdur menolak dan memboikot hasil pilpres yang dilakukan KPUI karena telah melanggar cita-cita demokrasi.
Sedangkan Rustriningsih tercekal di dalam partainya yaitu PDIP yang lebih memilih Ganjar Pranowo untuk maju sebagai calon Gubernur. Sehingga tidak menutup kemungkinan ribuan pendukung fanatik Rustriningsih akan mengenang PDIP sebagai partai yang telah mengecewakan serta mencederai sebagian masyarakat Jawa Tengah pendukung Rustriningsih. Karena rekomendasi yang jatuh ke tangan Ganjar membuat sebagian pendukung Rustriningsih kecewa dan hasrat berpolitik untuk memilih gubernur di pilgub Jawa Tengah 2013 inipun sirna.