Mohon tunggu...
Syarafina Khoirunnisa
Syarafina Khoirunnisa Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa jurusan Kesehatan Masyarakat Universitas Airlangga

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Efek Dismenore pada Wanita yang Jarang Disadari

7 Juni 2024   18:41 Diperbarui: 7 Juni 2024   19:12 106
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Menstruasi adalah keluarnya darah dari vagina karena endometrium yang mengandung banyak pembuluh darah dan sel telur tidak dibuahi. Apabila tidak terjadi fertilisasi, maka endometrium akan luruh dan keluar bersama darah melalui vagina. Normalnya, siklus menstruasi terjadi setiap 21-35 hari dengan lama menstruasi antara 3-7 hari. 

Terdapat beberapa hormon yang bertanggung jawab saat menstruasi, yaitu hormon estrogen, progesteron, Folikel Stimulating Hormone, dan Luteinizing Hormone.

Para wanita dapat merasakan efek menstruasi sebelum maupun selama haid. Misalnya, kram, kembung, mual, diare, jerawat, demam, kelelahan, hingga sering mengantuk. 

Tidak kurang dari separuh dari seluruh wanita menderita dismenore (haid yang menyakitkan). Hal itu dikarenakan saat memasuki periode menstruasi kadar hormon estrogen di dalam tubuh mengalami penurunan. Padahal, estrogen berperan dalam membantu mengaktifkan bagian otak yang mengatur rasa sakit.

Di samping itu, ada pendapat lain yang mengungkapkan alasan badan seorang wanita terasa sakit saat haid, yaitu karena adanya pelepasan prostaglandin. Prostaglandin merupakan hormon yang mengakibatkan kontraksi pada uterus untuk mengeluarkan darah selama menstruasi. Produksi prostaglandin dalam tubuh biasanya akan meningkat memasuki masa menstruasi. 

Peningkatan prostaglandin yang terjadi saat menstruasi dapat memicu kram perut, diare, mual, muntah, dan rasa tidak nyaman lainnya. Selain itu, prostaglandin diyakini memiliki peran terhadap naik turunnya suhu tubuh.

Selain berdampak pada fisik, menstruasi juga berdampak terhadap psikis. Berdasarkan National Center for Biotechnology Information, perubahan suasana hati ditemukan sebagai gejala yang tumpang tindih dengan gejala psiko-emosional yang meliputi marah, frustrasi, mudah tersinggung, perasaan hampa, dan depresi. 

Hal tersebut dapat disebabkan oleh naik-turunnya kadar hormon estrogen dan kekurangan endorfin sepanjang siklus menstruasi. Tidak jarang wanita merasa tiba-tiba senang, sedih, cemas, dan takut saat menstruasi.

Untuk mengatasi kendala fisik, kebanyakan wanita mengonsumsi obat pereda nyeri, seperti Paracetamol, Ladinax, Piroxicam, Ibuprofen, maupun obat lainnya. Sedangakan untuk mengatasi kendala psikis, dapat dilakukan beberapa cara seperti relaksasi, ngemil, olahraga, dan memperbaiki pola tidur.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun