Mohon tunggu...
Syara Dita
Syara Dita Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Jurnalistik di Politeknik Negeri Jakarta

Saya adalah orang yang kreatif, inovatif dan pantang menyerah. Saya sangat suka menulis. Saya akan memulai dan mencoba dari hal-hal kecil.

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Benarkah Pelecehan Seksual Berakibat pada Hiperseksualitas?

28 Juni 2023   10:16 Diperbarui: 28 Juni 2023   10:16 224
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Peringatan konten: 

karya ini berisi pembahasan traumatis akibat pelecehan seksual dan dampak pelecehan seksual.

Jika Anda mendengar istilah hiperseksualitas, menurut Anda apa artinya?  Libido yang meningkat, atau mungkin kecanduan seks?  Ini adalah asumsi yang mudah dibuat di masyarakat. Menurut Wikipedia, hiperseksualitas adalah "libido yang sangat sering atau tiba-tiba meningkat". Hiperseksualitas sering disalahpahami sebagai kecanduan seks, tetapi banyak dari kita adalah penyintas yang sebenarnya membutuhkan penyembuhan. 

Pada dasarnya kegiatan seks merupakan salah satu kebutuhan setiap manusia selain  makan dan tidur.  Hanya saja jika terlalu berlebihan dan mengganggu aktivitas sehari-hari dapat dikatakan harus segera mencari bantuan profesional seperti psikolog maupun psikiater.  Saat seseorang mengalami hal tersebut, mereka akan susah mengendalikan hawa nafsu. Sehingga bisa membahayakan diri sendiri akibat tindakan memuaskan diri yang berisiko. Seperti melakukan seks bebas dengan berganti-ganti pasangan.

Menurut penelitian Meskipun benar bahwa hiperseksualitas melibatkan dorongan seks yang meningkat, namun jauh lebih kompleks dari itu.  Hiperseksualitas lebih dari sekadar kecanduan seks. Hiperseksualitas secara luas didefinisikan sebagai "'ekses' perilaku seksual", yang dapat disertai dengan tekanan sosial dan pribadi.

Terlalu banyak orang yang masih tidak menyadari bahwa hiperseksualitas dapat menjadi respons terhadap pelecehan. Ditambah, banyak kesalahpahaman tentang hiperseksualitas yang hanya akan memperburuk stigma tersebut. Anda mungkin melihat mereka sebagai pecandu seks daripada penyintas yang membutuhkan pertolongan dan penyembuhan.

Hiperseksualitas bukanlah kata yang kotor, juga bukan gagasan "gila seks" yang dibentuk orang. Itu adalah respons nyata terhadap pengalaman traumatis.  Jika Anda merasa ini adalah Anda, bahwa apa yang telah saya bicarakan beresonansi dengan Anda, maka tolong jangan bersembunyi dan bungkam. Tidak apa-apa menjadi hiperseksual karena pelecehan yang terjadi pada Anda. Segera mencari bantuan profesional jika Anda mengalami hal traumatis yang menimbulkan hiperseksualitas tidak terkontrol. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun