Mohon tunggu...
Syara Dita
Syara Dita Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Jurnalistik di Politeknik Negeri Jakarta

Saya adalah orang yang kreatif, inovatif dan pantang menyerah. Saya sangat suka menulis. Saya akan memulai dan mencoba dari hal-hal kecil.

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Krisis Kepercayaan Pengobatan di Indonesia

28 Juni 2023   07:30 Diperbarui: 28 Juni 2023   07:39 166
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Kesehatan merupakan hal yang sangat penting untuk diperhatikan. Dengan tubuh yang sehat, manusia dapat menjalankan fungsi sehari-harinya dengan baik. Salah satu hal penting yang harus dibicarakan oleh pemerintah adalah pelayanan rumah sakit di Indonesia yang masih terbilang buruk dibandingkan negara lain. Sebagai contoh, yaitu negara Korea Selatan menduduki peringkat pertama sebagai negara yang memiliki fasilitas kesehatan paling baik. 

Sedangkan, Malaysia menduduki peringkat ke-34 dan Indonesia menempati peringkat ke-52. Masyarakat menganggap bahwa pelayanan rumah sakit di Indonesia masih terbilang buruk. Lantas, apa yang harus dievaluasi dari layanan kesehatan dalam negeri dan seperti apa pelayanan buruknya?

Usaha untuk menyelamatkan nyawa merupakan hal yang wajib untuk dilakukan. Namun, pada kenyataannya masyarakat dalam negeri lebih memilih berobat ke luar negeri karena menganggap bahwa pelayanannya lebih baik. 

Hal ini, dikarenakan masih kurang memadainya tenaga profesional di Indonesia. Kurangnya pendanaan dan pendistribusian alat medis serta dokter spesialis berdampak pada pelayanan masyarakat. Dokter yang terbatas sehingga menimbulkan antrean pasien yang panjang dan waktu tunggu yang lama. Rata-rata pasien menunggu sekitar 5 jam untuk dilayani oleh dokter spesialis.

Di Indonesia beberapa rumah sakit belum memiliki fasilitas yang lengkap dan peralatan medis pun masih terbatas. Kebijakan waktu serta praktik dokter juga menjadi salah satu kendala pelayanan masyarakat sehingga menjadi tidak maksimal. 

Biaya pasien yang terlalu mahal juga memicu masyarakat lebih memilih berobat ke luar negeri. Teknologi hingga tenaga spesialis yang belum memadai menimbulkan rasa kecewa yang berujung munculnya trust issue atau krisis kepercayaan.

Faktanya, rumah sakit di luar negeri memiliki koordinasi yang baik antara dokter spesialis dengan pasien. Pengobatan dijelaskan secara rinci dan pemberian obat yang efektif dapat menjanjikan kesembuhan. Komunikasi antara para medis juga baik karena sudah dilatih dan insentif yang sesuai sehingga fokus untuk bekerja. 

Berbeda dengan Indonesia, komunikasi antar pasien dengan dokter spesialis dapat dikatakan belum baik karena belum dilatih secara maksimal. Rata-rata waktu masyarakat untuk bertemu dengan dokter spesialis hanya 5 menit sampai 15 menit. Selain itu, insentif yang dirasa kurang membuat para tenaga kesehatan tidak fokus untuk melayani masyarakat secara baik.

Berdasarkan data dari Kemenkes, jumlah dokter spesialis di Indonesia untuk penyakit kanker terdapat 349 ribu kasus dan hanya terdapat 500 dokter Onkologi, 9.400 kasus penyakit jantung dan terdapat 1.500 dokter spesialis jantung, serta 824 ribu kasus TBC dan hanya memiliki 1200 dokter spesialis paru. Kesenjangan jumlah kasus dan dokter spesialis inilah yang juga menyebabkan masyarakat memilih berobat ke luar negeri.

Oleh sebab itu, evaluasi pelayanan medis di dalam negeri perlu dilakukan oleh pemerintah. Sulitnya mendapatkan akses obat kronis pun turut memicu krisis kepercayaan. Kurangnya pendistribusian obat serta harga yang jauh lebih mahal membuat masyarakat memilih jalan pintas untuk melakukan jasa titip obat dari negara produsennya langsung. Tentu, hal ini lah yang memicu kurangnya keefektivitasan negara dalam melayani masyarakatnya.

Pemerintah pun harus segera berbenah dan mengevaluasi pelayanan kesehatan di dalam negeri. Karena dengan adanya krisis kepercayaan berobat di dalam negeri tentu akan menimbulkan kerugian bagi Indonesia. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun