Latar belakang Yessika Roti ini berawal dari orang tua Ibu Vera yang mencoba-coba membuat produk roti bahkan tanpa adanya latar belakang sekolah tata boga ataupun kursus khusus, serta produksi awal pun masih manual menggunakan tangan. Orang tua dari Ibu Vera ini biasa mulai produksi roti di jam 1 dini hari dan mulai berjualan jam 3 pagi saat ada pasar tumpah dan biasanya banyak ibu-ibu yang belanja sekalian membeli produk dari Yessika Roti ini. Meskipun berawal dari ketidaksengajaan, orangtua dari Ibu Vera ini terus menggeluti usaha roti ini dengan lebih serius dan membuka tempat usaha walaupun hanya di gang sempit. Lalu setelah 10 tahun lamanya merintis, akhirnya Yessika Roti membuka toko roti yang lebih besar lagi di Jl. Jenderal Sudirman.Â
Yessika Roti merupakan toko roti yang sangat menjaga kualitas, mulai dari roti yang dihasilkan selalu fresh dengan harga terjangkau, hal ini pula yang menarik para pelanggan untuk tetap membeli produk di Yessika Roti. Toko roti ini juga selalu up to date terhadap tren terkini yaitu dengan membuat produk baru berdasarkan tren di sosial media saat ini sesuai perkembangan zaman. Namun karena usaha ini termasuk usaha keluarga yang tidak terlalu besar, mengakibatkan Yessika Roti ini hanya memiliki satu toko dan tidak membuka franchise/cabang dimanapun.Â
Meskipun demikian, Yessika Roti memanfaatkan peluang bisnis ini bukan dengan membuka cabang namun dengan membuka bisnis kafe untuk  menjangkau pasar yang lebih luas lagi dan menarik konsumen yang lebih beragam. Adapun dalam bisnis pastinya ada persaingan, salah satunya yaitu persaingan dengan roti pabrik berskala besar yang juga tidak kalah menarik bagi konsumen yaitu mereka menawarkan produk roti yang lebih awet dan lebih murah sehingga hal tersebut dapat mempengaruhi penjualan roti mereka. Lalu, dampak covid-19 pun dirasakan oleh Yessika Bakery yaitu berakibat penurunan penjualan hingga penutupan salah satu toko yang memberikan dampak finansial yang signifikan.
Strategi pemasaran Yessika Roti dapat dibilang cukup kekinian dan mengikuti zaman yaitu dengan melakukan pemasaran melalui media sosial untuk menarik pelanggan dan menjangkau pelanggan baru untuk menaikkan omzet penjualan. Lalu, adapun strategi lainnya yaitu dengan menjual parsel saat lebaran di toko dengan harapan orang akan melihat bahwa toko tersebut menjual produk roti juga. Adapun tantangan Yessika Roti di era modern ini yaitu perkembangan teknologi yang mengharuskan yessika roti  mengikuti zaman dan gencar untuk mempromosikan produknya di sosial media agar tidak kalah saing, serta branding toko roti yang saat ini menjamur menyediakan berbagai macam varian roti yang tak kalah menarik dengan harga yang lebih murah.
Untuk mempertahankan eksistensi toko roti ini, tentunya owner harus terus berkembang dengan membuat inovasi baru tiap bulannya, mengikuti tren kekinian, serta pemanfaatan teknologi untuk menarik  konsumen yang lebih luas serta menjaga kualitas agar produk Yessika Roti ini tetap dipercaya apalagi oleh konsumen tetap.Â
Tim Redaksi: DINARA KHALIFA, GISCA AMELIA PUTRI, SYAHLA AULIA ADRIANSYAH, SYARA ERIA PUSPITA JAYA, VIRATANIA AZZAHRA Â Â Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H