di antara secarik halaman
ada gores pena bertuliskan
tentang sebuah puisi kerapuhan
tanpa tarian yang biasa ditampakkanÂ
tak pernah aku pahami
apatah lagi jika harus kumengerti
saat romansa september disenandungkan Â
oleh sepotong hati yang digoda kasmaranÂ
diiring dendang lagu yang terus melaju
laju kudamu adalah ambisi dari nafsu
yang melabil saat disayat sembilu
merampas semua kisah digjayakuÂ
duhai hati yang masih kugenggam
pernahkah lintas rindu itu padam
di september ini masih terajut hasrat nurani
dari aku yang tak pernah lelah menemaniÂ
meskipun senja kita sudah merapuh
kenangan di september ini membuat luruh
mari tetap kita rangkai rindu dalam romansa
agar cinta tetap bertahta di singgasana jiwaÂ
Bandung, 15 September 2016
karya ini diikutsertakan dalam rangka mengikuti Event Romansa September RTC,
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H