Mohon tunggu...
Syantrie Aliefya
Syantrie Aliefya Mohon Tunggu... Administrasi - Wiraswasta

Penggemar Puisi

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Puisi | Waspadalah

7 Desember 2016   17:21 Diperbarui: 7 Desember 2016   17:26 155
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Illustrasi: Elena Robu - WordPress.com

saling hujat saling caci dan riuh memaki
menjadi budaya baru yang mentradisi
dan ibu pertiwi menangis tak berhenti
atas anak-anaknya yang dilahirkannya kini 

ketika tunas bangsa bertumbuhan
tak dinyana ilalang pun menyebar garang
meniup bara api di tiap kelokan sekam
semua hangus tak ada yang disisakan 

lalu makanan haram pun engkau telan
bersatu dengan halal yang lahap kau makan
sungguh di dalam hati tak ada keberkahan
lisan-lisan syubhat akhirnya dimuntahkan 

ingatkah engkau pada sabda Baginda Nabi
tentang cerita dan riwayat di akhir zaman nanti
keislaman berbaju buih-buih tak berdaya
dan keimanan tertutup rapat di belantara 

sungguh akhir zaman itu adalah sekarang
kita semua berada di ujung dan akhir kehidupan
bukankah ditandai dengan fitnah yang bertebaran
yang mengoyak kerukunan, perdamaian dan keharmonisan 

waspadalah untuk seluruh anak bangsa
kita berada di cerita akhir kehidupan dunia
sudahilah perpecahan genggam erat lagi persatuan
sebab raksasa keburukan terus melakukan pengintaian 

hilangkanlah rasa benci yang menguasai hati
emosi yang tak terkendali selalu melahirkan anarki
kita bangsa besar, bukan bangsa yang baru merdeka
dan Tuhan ingin kita semua menjadi bangsa dewasa 

Cimahi, 07 Desember 2016

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun