Mohon tunggu...
Syantrie Aliefya
Syantrie Aliefya Mohon Tunggu... Administrasi - Wiraswasta

Penggemar Puisi

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Janganlah Geram

11 Oktober 2016   00:07 Diperbarui: 11 Oktober 2016   00:12 296
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Illustrasi: www.fatosdesconhecidos.com

setangkup buluh perindu
menyusup dan menggebu
melupakan semua lelahku
berdiri, merendap, terpaku

tajamnya bilah pedang
tak sanggup memisahkan  
senyawa yang kuat bersatu
tak berjarak dibelah waktu

silau panas sambung menepis
butiran debu lenyap menghilang
ribu batas lengkung bergaris
memandu riwayat perjalanan

silap sengketa bersilat lidah
melerai kusut pertengkaran
khilaf semata berbuat salah
terurai benang persoalan

janganlah tuan berhati geram
terbuai lamunan masa silam
sudilah puan menjadi tujuan
menuai harapan masa depan

Jogja, 11 Oktober 2016

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun