Mohon tunggu...
Syantrie Aliefya
Syantrie Aliefya Mohon Tunggu... Administrasi - Wiraswasta

Penggemar Puisi

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Bukan Bangsa Pelupa

11 Januari 2017   00:00 Diperbarui: 11 Januari 2017   06:42 620
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber Gambar: Dokpri

kita semua terlahir sebagai anak-anak merdeka 
menghirup bumi dan tanah air khatulistiwa
tempat terindah untuk bercengkrama 

semoga kita bukan bangsa pelupa
bahwa leluhur kita menjadi bidan Pancasila
sehingga yang mayoritas terkena wabah euforia 

kita bukan keturunan bangsa durjana
yang memaksakan birahi dan nafsu pada syahwat dunia
menekan luar biasa pada siapa pun yang berbeda 

kita menjadi ada bersama mereka yang berbeda
agama bukan alat politik dan pemecah negara bangsa
ia merajut benang yang berbeda menjadi kain indah berwarna 

hentikan segala permusuhan dan kebencian
karena takdir ridak menuntut adanya persamaan
namun perbedaan bisa menjadi dahsyatnya sebuah kekuatan 

semoga kita tidak menjadi bangsa pelupa
bahwa kita tidak berada di jazirah arabia
tapi kita terlahir bersama menjadi Indonesia 

Jika masih saja ada ritual saling mengkafirkan itu
maukah kulucuti kumis dan jenggotmu satu persatu
atau kau pilih memelorotkan daster dan celanamu 

Bandung, 11 Januari 2017

Tulisan Serupa Planet Kenthir : OM TOLERANSI OM

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun