patuhlah engkau, duhai jiwa-jiwa mulia
hanya kepada Allah, Tuhan yang engkau puja
hanya kepada-Nya sajalah engkau menghamba
dermaga terindah tempat menambatkan jiwaÂ
jadilah engkau pendamping, wahai jiwa mulia
yang bersikukuh mempunyai sikap yang setia
juga tak tergoda oleh rona gempita tipu daya dunia
yang hanya mengharap Rahmat Tuhannya sajaÂ
bijaklah engkau, wahai jiwa-jiwa mulia
menyikapi perjalanan semesta Indonesia
jangan terpedaya oleh tipu daya dunia
yang mencabik keagungan pribadi yang legawaÂ
berlindunglah engkau kepada Allah, jiwa yang mulia
ketika rupa ragam fitnah bertebaran di dinding maya
ketika kejahatan menjadi headline halaman koran
ketika keburukan menghuni hati para imamÂ
genggamlah dengan kuat, jiwa-jiwa mulia
segenap ragam anugrah yang mengisi jiwa
sebagai rahimiyah terindah untuk para pejuang
yang berikrar pantang mundur ke belakangÂ
genggamlah kesadaran, wahai jiwa-jiwa yang mulia Â
untuk tak pernah setuju pada pertikaian dan perpecahan
sebagai perisai terakhir menjaga dan merawat persatuan
sehingga bangsa ini terus mendaki menuju kejayaanÂ
tulislah di hatimu nama Allah, wahai jiwa-jiwa mulia
bersabarlah mengeja satu persatu dari 99 asma-Nya Â
agar engkau dapat meneladani seluruh karakter-Nya Â
yang menggiring kesadaranmu bertemu dengan-NyaÂ
Bandung, 30 Nopember 2016
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H