Mohon tunggu...
Syantrie Aliefya
Syantrie Aliefya Mohon Tunggu... Administrasi - Wiraswasta

Penggemar Puisi

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Kabut Ramadhan

9 April 2023   05:58 Diperbarui: 9 April 2023   06:31 135
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Gigil pagi menyelinap menyeruak
air bersibak lalu berhenti bergerak
lalu turunlah jutaan kabut
ruang pandang kini tertutup

Di pagi kedelapan belas Ramadhan
Nafas pagi terantuk lagi, puan
membasuh riam jerami yang dingin
disertai gemericik sepotong ingin

kabut lembut di pagi Ramadhan
Melintasi berundak-undaknya bebukitan
seolah Ia berpesan bahwa ia akan pergi
sebentar lagi, sepekan lagi 

Kupandang semesta ruang maghfirah
buncahannya menerbitkan anugrah
senandung do'a terbawa bayu
menjatuhkan rindu satu persatu

Bandung, 09 April 2023

Illustrasi: Kabut

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun