Hatiku telah berkeping
melihat negeri yang pontang panting
kejujuran sudah dijadikan sandera
kebenaran telah rapat di jeruji penjara
hatiku telah terluka
melihat para pejabat menjadi raja
mejarah harta negara tanpa rasa malu
korupsi, pungli. komitmen fee sudah seperti madu
hatiku telah tersayat
menyaksikan tender yang dibuat-buat
peraturan tinggallah hanya peraturan
di dalamnya oknum banyak melakukan pelanggaran
hatiku telah teriris
memandang dengan mata hati yang kritis
keilmuan para cendekia dipertontonkan
untuk meramaikan sinetron di pengadilan
hatiku semakin berdarah
melihat kemacetan yang kian parah
bukan hanya lalu lintas di jalan raya
namun juga kemacetan di moral anak bangsa
hatiku semakin kehilangan harapan
memerhati ragam makanan dan minuman
banyak oplosan, pengawet dan racun yang dicampurkan
sehingga berdampak pada penyakit yang susah disemnbuhkan
hatiku sedang membangun cita-cita
menjadi warga negara di wilayah merdeka
bukan menjadi warga kedua di pusaran investasi asing
yang kian merusak kemandirian dan menumpulkan daya saing
hatiku semakin bersedih
mendengar banyak orang asing di kepulauan terpencil
mereka masuk ke wilayah negara melalui mudahnya kebijakan
dengan kompensasi uang yang dinikmati segelintir orang
hatiku semakin bertanya
akan kemanakah bangsa ini dibawa
apakah akan menjadi negara di ujung neraka
atau akan digiring memasuki wilayah surga
Cimahi, 08 Juli 2019
Syantir Aliefya (MS)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H