Mohon tunggu...
Syantrie Aliefya
Syantrie Aliefya Mohon Tunggu... Administrasi - Wiraswasta

Penggemar Puisi

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi | Tukang Puisi

22 Juni 2019   20:14 Diperbarui: 22 Juni 2019   20:55 57
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

dalam benaknya tak ada perbedaan
antara siang, malam, pagi dan petang
semua waktu diisi dengan nulis puisi 

apa saja bisa dijadikan objek puisi
dapur, kasur, sumur, sampe tukang cukur
semua diksi mengalir deras meluncur 

bagi tukang puisi, tulisan bisa jadi teman
sekaligus mainan, celotehan atau kerinduan
dalam tahun politik, puisi jadi alat sindiran 

tukang puisi bukanlah profesi utama
ia bisa jadi seorang dosen, guru, pendeta, pak Kyai
bolehj jadi pengusaha, pejabat,dan anggota dewan terhomrat
bahkan penjahat kelas kakap dengan kejahatan hebat 

tukang puisi dari anak muda
biasanya berkata-kata menggoda pasangannya
tapi tak bisa dijadikan  ukuran
mereka yang sudah berusia senja
diam-diam juga berbuat demikian 

puisi adalah keindahan universal
yang diciptakan pemilik semesta, Dialah Tuhan
sebagai salah satu wujud dari keunlimited-an sifat-Nya
juga dari ketidakberbatasan perbuatan-Nya
serta ketidakberujungan dari kehendak-Nya

dan sampai kapan pun
manusia tidak akan pernah bisa menyamai
totalitas kesempurnaan Diri-Nya

Cimahi, 22 Juni 2019

#Puisi_malam_minggu

Illustrasi

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun