letih penaku mencari jari-Mu
ia sudah kelelahan diikat tali rindu
ia menyusuri panjangnya halaman zaman
dengan buku lengan legam yang bersilanganÂ
tertatih-tatih penaku menuju Kalam-Mu
berdarah merah berjubah berat penuh malu
ia bersikukuh dengan sisa tenaga simpanan
yang dipenuhi dengan hitam dosa debu perjalanan
ketika jari-Mu menyentuh penaku
gejolak di dada begitu kencang bertalu
dihentikannya segala buruknya kekerdilan
seraya diawasi oleh sorot mata yang tajamÂ
kini penaku telah menemukan kalam-Mu
yang terus lirih dengan bisikan memandu
ijinkanlah penaku merebahkan gumpalan rindu
dengan rona lelah dan keluh kesah pada-Mu Â
berikan izin pada penaku dengan kalam-Mu
agar terus menulis titah perintah tanpa ragu
tentang besar dan kecilnya segala kebajikan
juga tentang segala aroma negatif dari keburukanÂ
ketika penaku mengadu di hadapan Kalam-Mu
hapuslah ia dari segala kesalahan di masa lalu
sehingga penaku tak khilaf menuliskan sisi Rahman-Mu
dan sigap menggelorakan indahnya sisi Rahimiyah-MuÂ
bimbinglah penaku dengan keagungan kalam-Mu
agar ia tak terjebak dalam sosok noktah cipta-Mu
ijinkan ia untuk membangkitkan citra keagungan
dengan luapan rindu yang sekian lama terpendamÂ
Cimahi, 16 Juni 2019
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H