Mohon tunggu...
Syantrie Aliefya
Syantrie Aliefya Mohon Tunggu... Administrasi - Wiraswasta

Penggemar Puisi

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Semisal Kabut

3 Juni 2019   03:25 Diperbarui: 3 Juni 2019   04:30 77
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://beritagar.id

Nafas pagi terantuk lagi, puan
Ia bercermin di telaga yang muram
Lusuh riam disertai gemericik ingin
Seperti sedang tergesa mengejar angin

Dan kabut Ramadhan itu begitu lembut
Semisal sisa keheningan yang berjumput
Melintasi terjalan bebukitan yang sunyi
Karena sebentar lagi ia akan melangkah pergi

Kutatap ruang maghfirah yang lengang
Ketika dimensinya terurai irama lagu malam
Lentik jemarimu menyentuh waktu yang kini sendiri
Seperti kekosongan yang ditinggalkan para penghuni

Hanya butiran yang jatuh satu persatu
Tak berderai namun memecah bilik-bilik rindu
Sungguh waktu tak pernah lagi kembali
Sehingga ia tak bisa kutatap lagi

Dan ia pun bergegas pulang
Menoleh sedikit lalu menghilang
Meninggalkan setumpuk kenangan
Yang tak pernah bisa kulupakan

Cimahi, 03 Juni 2019

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun