diri kita sudah terbelah dan terpecah
satu di kanan, satu di kiri, satu lagi berdiri resah
yang di kanan selalu memposisikan di jalur kebenaran
dan memvonis si kiri sudah keluar dari jalur kebebaranÂ
si kiri selalu iri pada si kanan, karena kalah saingan
kiri memusuhi kanan dan selalu berseberangan
kanan dan kiri merasa paling benar, bersikukuh pada pegangan
kiri dan kanan akhirnya menciptakan ketidakseimbanganÂ
kiri dan kanan tak pernah mendongak ke atas kepala
yang selalu menopang dagu, seharian semalaman bermuram durja
ia tak tak habis pikir kenapa kanan dan kiri bermusuhan
padahal keduanya berada dalam satu tubuh kesatuanÂ
kanan dan kiri ibarat kedua tangan dari diri
sejatinya melangkah beriringan ketika berjalan
menyangga tubuh besar penuh kesetimbangan
sehingga mampu menyelesaikan perjalananÂ
kini tubuh bangsa sedang sempoyongan
kanan dan kiri tak menghargai atasan
si kiri berjalan dengan keakuannya
si kanan melangkah dengan keangkuhannyaÂ
kiri dan kanan hendaklah menjadi pasangan
seia sekata, seiring melangkah di perjalanan
kiri dan kanan wajib saling bahu membahu
agar pembangunan bangsa dapat terus dipacuÂ
Bandung, 13 Nopember 2016
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H