Saat lidah diberi otoritas untuk mengecap aneka rupa rasa, saat itulah semua kenikmatan makan dan minum menjadi pelengkap kebahagiaan menghiasi hidup keseharian.
Saat seluruh organ di mulut bersinergi meniikmati makan minum, saat itulah waktu yang tepat untuk mengakui kerja keras Maha Pemberi Rejeki bersama dengan seluruh kenikmatannya, sehingga tumbuhlah rasa malu jika tidak bersyukur atas seluruh nikmat yang diberikan.
Saat seluruh organ pencernaan melakukan proses pengolahan, penghancuran, pemilahan, pendistribusian ke seluruh organ tubuh agar tetap mendapat pasokan nutrisi yang cukup agar tetap menyangga fisik yang selalu harus ditopang, hingga melakukan pembuangan sisa dan ampas makanan, saat itulah momentum yang tepat untuk menumbuhkan kesadaran bahwa manusia hanya menikmati seluruh proses yang semuanya dilakukan oleh Maha Pencipta yang tidak pernah disentuh ngantuk dan lupa terus menerus bekerja keras tanpa mengharap balasan apa pun dari semua mahluk yang diurus-Nya, sehingga tumbuhlah kesadaran bahwa totalitas kasih sayang-Nya pada mahluk-Nya tak pernah bisa diragukan,
Jika rasa syukur sebagai kesadaran tertinggi untuk tetap setia mengabdi, tak pernah kita baktikan, maka, nikmat Tuhan manakah yang kerap dilupakan lalu didustakan?
