terpaku dalam di ruang yang diam
palung-palung dada diterpa geram
entah apakah aku tersesat di jalan
atau istirahat ini meninabobokan
terudzur kaku di ruang yang kelam
kerling bulan merindu ingin pulang
terjulur syukur aku bakti panjatkanÂ
atas ke-Rahiman-Mu, duhai Tuhan
denting dawai nurani di celah pagi
memasrahkan hati mengeja deret hari
menyanggupi peran di panggung duniawiÂ
dengan upaya kesadaran yang tinggi
terpahat cinta di dinding rona jiwa
yang Engkau balut dengan cahaya
miniatur semesta yang Engkau cipta
menggiring jiwa pada satu rasa setia
juwita, tempat permata jiwa bertahta
dan pelita merekah mengurai cahaya
merambat menjalar tak mengenal jeda
menopang raga menambatkan cinta
Bandung, 10 Agustus 2016
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H