[caption caption="Ilustrasi: http://tinyurl.com/huq7t8x"][/caption]di bilik ruang dan sobekan waktu
satu kidung berkumandang selalu
berbisik sendu berselendang biru
kutitipkan rindu dan malu, pada-Mu
bertubi senja memilin renda masa
sekuntum tembang menepi pada senja
meramu racikan hulubalang sang raja
merangkai sembah bakti dan sujud nanda
alir cerita yang kusam tergerus zaman
wicara terlunta pada jeruji biasnya silam
gundah jiwa yang kini lekang tenggelam
menikmati murninya madu sang petualang
Tuhan, kugamit puing yang berserakan
pada wajah suci berhias ratna pualam
bergeser pori-pori di jantung malam
kutatap barisan tanda digiring zaman
adakah noda bercampur kemarahan
ketika gemuruh takbir berkumandang
rekah serpihan yang dulu bertebaran
adalah noktah indah purnama bulan
kusapih renta bertahta di ujung raga
menjadi demarkasi bumi pada senja
kekuatan, kekokohan dan kesabaran
modal terdahsyat dalam perjuangan
tegaklah tegak menuju keridhoan
bahu membahu dalam kebersamaan
peluklah kami, duhai Yang Maha Rahiim
dalam dekapan cinta yang tak bersaing
Palangkaraya, 07 Februari 2016
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H