Mohon tunggu...
Syantrie Aliefya
Syantrie Aliefya Mohon Tunggu... Administrasi - Wiraswasta

Penggemar Puisi

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Cinta tak Bersaing

7 Februari 2016   15:33 Diperbarui: 7 Februari 2016   15:44 100
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="Ilustrasi: http://tinyurl.com/huq7t8x"][/caption]di bilik ruang dan sobekan waktu
satu kidung berkumandang selalu
berbisik sendu berselendang biru
kutitipkan rindu dan malu, pada-Mu

bertubi senja memilin renda masa
sekuntum tembang menepi pada senja
meramu racikan hulubalang sang raja
merangkai sembah bakti dan sujud nanda

alir cerita yang kusam tergerus zaman
wicara terlunta pada jeruji biasnya silam
gundah jiwa yang kini lekang tenggelam
menikmati murninya madu sang petualang

Tuhan, kugamit puing yang berserakan
pada wajah suci berhias ratna pualam
bergeser pori-pori di jantung malam
kutatap barisan tanda digiring zaman

adakah noda bercampur kemarahan
ketika gemuruh takbir berkumandang
rekah serpihan yang dulu bertebaran
adalah noktah indah purnama bulan

kusapih renta bertahta di ujung raga
menjadi demarkasi bumi pada senja
kekuatan, kekokohan dan kesabaran
modal terdahsyat dalam perjuangan

tegaklah tegak menuju keridhoan
bahu membahu dalam kebersamaan
peluklah kami, duhai Yang Maha Rahiim
dalam dekapan cinta yang tak bersaing

Palangkaraya, 07 Februari 2016

Illustrasi Gambar

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun