Mohon tunggu...
Syanne
Syanne Mohon Tunggu... Guru - An educator, a wife, a mother to two

An ordinary woman who has interests in many aspects of life

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Menulis di Kompasiana Membawa Saya ke Final Lomba Blog UNEP

9 Mei 2015   17:38 Diperbarui: 17 Juni 2015   07:13 112
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
14311663571920144643

Saya hendak mengawali tulisan ini dengan mengucapkan terima kasih untuk kompasiana yang sudah menyediakan lahan bagi para blogger seperti saya untuk mengekspresikan pemikiran dalam bentuk tulisan. Berawal dari keisengan mencoba untuk menulis di Kompasiana, salah satu tulisan saya (bisa dilihat di sini: http://green.kompasiana.com/polusi/2015/04/19/pass-it-on-719253.html) berhasil masuk final lomba penulisan blog untuk World Environment Day yang diselenggarakan oleh UNEP (United Nations Environment Programme). Pemenang belum diumumkan, tapi saya sudah cukup girang untuk menjadi salah satu top 10 dari seluruh peserta lomba (http://www.unep.org/wed/wed2015/blog-competition/).

Ketika salah seorang teman saya mengucapkan selamat untuk hal ini, beliau sempat berkata "Wah, kamu berbakat dalam menulis ya!," saya hanya sempat mbathin "Wah, dosen-dosen saya mungkin akan menangis mendengar kata-kata itu!" Saya tidak berbakat menulis. Bagi saya yang tidak berbakat menulis ini, menulis adalah suatu proses latihan membaca dan menuangkan pikiran ke dalam kata-kata dengan "meminjam" kosa kata dari bacaan-bacaan yang kita baca. Suatu proses yang semakin dilatih akan semakin baik hasilnya.

Jujur saya katakan, proses saya belajar menulis baru benar-benar dimulai ketika saya kuliah S1 ketika harus mengerjakan laporan-laporan dan skripsi. Inilah sebabnya saya agak iri dengan kesempatan yang bisa diperoleh oleh anak-anak saya dengan bersekolah dasar di negeri asal William Shakespeare, Inggris. Kurikulum sekolah dasar di negara ini sangat menekankan pelajaran literatur yang menekankan pentingnya membaca dan menulis. Dari usia 4 tahun ketika anak bungsu saya memasuki kelas reception, dia sudah diberikan bahan bacaan yang sesuai untuk tingkat usia dan kemampuannya dalam bahasa Inggris. Yang menarik, anak-anak usia 4 tahun ini juga diajarkan untuk menulis cerita singkat. Walaupun mereka masih menulis dengan spelling yang keliru, tapi pihak guru terus mendorong tiap anak untuk menulis.

Ketika anak saya memasuki year 2, pihak sekolah mulai mengajarkan bedanya bacaan fiksi dan non-fiksi. Langkah selanjutnya bisa ditebak, anak-anak pun diminta untuk mulai bisa membedakan tulisan fiksi dan non-fiksi. Saya sangat terkesan ketika suatu hari anak saya membawa pulang lembaran instruksi untuk penyusunan laporan kunjungan ke garden centre. Instruksi tersebut menunjukkan bahwa sejak usia 6 tahun pun anak-anak sudah bisa diajarkan untuk berpikir runtut, serta menulis laporan dengan struktur yang logis dan menggunakan kalimat penghubung yang tepat.

[caption id="attachment_382682" align="aligncenter" width="300" caption="Instruksi Penulisan Laporan untuk Anak Usia 6-7 Tahun"][/caption]

Saya tidak berani berkomentar tentang kurikulum yang digunakan pendidikan dasar di Indonesia saat ini karena saya memang tidak paham. Saya hanya merindukan bahwa kurikulum pendidikan dasar di Indonesia akan juga menekankan pentingnya membaca dan menulis.

Banyak riset yang sudah menemukan bahwa menulis (apalagi menulis dengan tangan) sangat bermanfaat. Hasil penelitian dari Pennebaker dan Beall (1986) menemukan bahwa para individu yang bisa menuliskan perasaan dan pemikirannya atas pengalaman traumatik yang dia alami akan mengalami proses penyembuhan fisik dan emosi lebih cepat daripada yang tidak. Sebuah tulisan yang diterbitkan oleh British Journal of Health Psychology menemukan bahwa menulis topik yang emosional dapat menurunkan tingkat kortisol (hormon yang dapat menyebabkan stress, yang kemudian berdampak kepada kesehatan fisik) seseorang. Menutup paragraf ini, kabar gembira untuk para blogger, sebuah artikel yang diterbitkan oleh majalah online Scientific American (http://www.scientificamerican.com/article/the-healthy-type/?page=1 )mengatakan bahwa menulis di blog juga dapat melepaskan dopamine, stimulan yang sama yang muncul ketika kita mendengarkan musik atau melihat sebuah karya seni, atau dengan kata lain, menulis membuat kita menjadi lebih gembira.

Melihat manfaat menulis yang sudah ditemukan oleh para peneliti, mari kita menulis..!

Salam sejahtera :)

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun