Pelaksanaan KKN Undip di Kelurahan Randusari, Kecamatan Semarang Selatan, membawa banyak kegiatan positif bagi masyarakat sekitar, terutama dibidang Kesehatan ternyata masih dibuthkannya penyuluhan terhadap beberapa aspek seperti stunting, narkoba, dan sejumlah kegiatan sehari-hari.
Dari data Dinas Kesehatan pada tahun 2021 tercatat 1.367 anak atau 3,1% balita di Kota Semarang mengalami stunting. Stunting sendiri merupakan suatu keadaan pertumbuhan yang buruk akibat akumulasi ketidakcukupan zat gizi yang berlangsung lama dari kehamilan sampai usia 2 tahun yang ditandai dengan progress tinggi badan yang tidak sesuai standar WHO. Banyak faktor yang akhirnya mengakibatkan terjadinya stunting seperti faktor ekonomi, kurangnya kecukupan gizi bagi ibu hamil, praktek pengasuhan yang tidak baik, dan faktor lingkungan.
Pada jangka pendek stunting memiliki dampak yaitu terganggunya perkembangan otak, gangguan pertumbuhan fisik dan gangguan metabolisme tubuh. Sementara dampak jangka panjangnya yaitu menurunkan kemampuan kognitif, kekebalan tubuh, munculnya penyakit diabetes, obesitas, jantung, stroke, dan kanker.
Sosialisasi dilakukan di balai RW 05 Kelurahan Randusari dengan melaksanakan pengerjaan pretest dan post test kepada ibu hamil untuk mengetahui sebelumnya seberapa paham mengenai kasus stunting dan asupan gizi anak, dilanjutkan dengan penyampaian materi (15/07/2022).
"Lazimnya para orang tua sering menyepelekan kebutuhan gizi yang cukup untuk bayi yang masih didalam kandungan karena dirasa apa yang dimakan sudah membuat kenyang dan sesuai aturan. Semoga dengan adanya penyuluhan ini, para orang tua terutama ibu hamil bisa mendapat pencerahan mengenai kelengkapan nutrisi dan protein yang harus dipenuhi untuk anaknya," ucap Syanigo Wahyu, salah satu mahasiswa KKN Undip yang juga sedang mengikuti sosialisasi tersebut.
Menurut informasi, Polrestabes Semarang telah menangkap 14 tersangka kasus narkoba selama dua pekan hingga 3 Juni 2022. Melihat masih banyaknya pengedar dan pemakai narkoba, kami sebagai mahasiswa menyadari pentingnya pencerdasan dini terhadap anak-anak dan remaja sebagai masa depan bangsa nantinya harus mengerti akan bahaya narkoba.
Biasanya faktor yang mendorong untuk seorang remaja menggunakan narkoba adalah karena penasaran, dorongan dari lingkungan, dijebak, bahkan karena sudah menjadi konsumsi keluarga. Jika sudah terjerumus bisa berdampak pada perekonomian dan kondisi sosial seseorang yang dapat tidak diterima dimasyarakat.
Bersamaan dengan masa pengenalan lingkungan sekolah (MPLS) SMP dan SMK Kristen Gergaji Semarang kami melakukan sosialisasi bahaya narkoba (12/07/2022). Adapun kegiatannya yaitu pemberian materi, pengerjaan pre-test dan post test, tanya jawab, dan juga games. Dilihat dari interaksi dan hasil post test, siswa masih sangat awam terhadap narkoba, melalui kegiatan ini sepatutnya para siswa sudah ada pengetahuan dasar mengenai narkoba dan juga tidak boleh terlepas dari penjagaan keluarga.
Â