Mohon tunggu...
Syanifa Lusardi
Syanifa Lusardi Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi Universitas Negeri Semarang Prodi Ekonomi Pembangunan 2022

Tugas Mata Kuliah Semester 5

Selanjutnya

Tutup

Entrepreneur

Masyarakat Gelisah Harga Beras Terus Meroket, Faktor dan Dampaknya pada Perekonomian

15 Maret 2024   15:40 Diperbarui: 15 Maret 2024   18:58 210
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber Ilustrasi : Pexels by Polina Tankilevitch

Kebutuhan mendasar manusia mencakup sandang, pangan dan papan. Beras merupakan makanan pokok yang penting dalam pola makan orang Indonesia. Beras tidak hanya mempunyai arti penting dalam memenuhi kebutuhan gizi masyarakat, namun juga berperan penting dalam perekonomian negara. Fenomena kenaikan harga beras merupakan kejadian yang berulang dan harga beras terus meningkat dari waktu ke waktu. Pada awal tahun 2024, Badan Pangan Nasional (Bapanas) mengamati adanya tren kenaikan rata-rata harga beras yang konsisten. Berdasarkan Data Pusat Informasi Harga Pangan Strategis Nasional Bank Indonesia, hingga 4 Maret 2024, harga beras medium grade di Indonesia mengalami kenaikan sebesar 0,14 persen mencapai Rp14.390 per kilogram (kg), sedangkan beras premium mengalami kenaikan sebesar 0,67 persen menjadi Rp 16.570 per kg. Salah satu faktor penyebab melonjaknya harga beras ini adalah menurunnya produksi beras.

Menurut BPS, terjadi penurunan produksi beras nasional pada tahun 2023 sebesar 440 ribu ton dibandingkan tahun sebelumnya sehingga totalnya mencapai 31,10 juta ton.El Nino diperkirakan terjadi pada bulan Januari hingga April 2024. Menurunnya produksi padi diduga akibat dampak El Nino terhadap luas panen dan hasil padi. Perum Bulog sebelumnya menyatakan kontrak tambah impor beras sebanyak 300.000 ton dari Thailand dan Pakistan. Direktur Utama Bulog Bayu Krisnamurthi menegaskan pengiriman beras ke Indonesia akan menambahkan stok di gudang Bulog sebanyak 1,3 juta ton. Persoalan mendesak mengenai melonjaknya harga beras perlu segera diatasi, karena cara pemerintah sebelumnya untuk menangani permasalahan tersebut belum membuahkan hasil yang baik. Program bantuan pangan yang disalurkan pemerintah melalui Badan Urusan Logistik (Bulog) yang menyediakan 10 kilogram beras per bulan kepada lebih dari 21 juta keluarga penerima manfaat (KPM), belum berhasil meredam kenaikan harga beras. Operasi impor terkait kebutuhan beras dalam negeri belum memberikan dampak maksimal karena faktor alam juga mempengaruhi negara pengekspor. Permasalahan pasokan dan harga beras merupakan permasalahan yang sering dihadapi Indonesia. Guna menaikkan cadangan pangan negara jelang Ramadhan dan Idul Fitri 1445.

Faktor Penyebab Kenaikan Harga Beras

Di tahun 2024 ini harga beras terus mengalami kenaikan, yang membuat tidak sedikit para masyarakat gelisah karena dengan penghasilan yang minim, sementara harus tetap membeli beras untuk kebutuhan makanan pokok sehari- hari. Selain harga beras yang meroket, saat ini beras juga mengalami kelangkaan yang disebabkan oleh permintaan beras tidak sesuai dengan ketersediaan atau biasa disebut faktor supply- demand. Ada beberapa faktor yang menyebabkan kenaikan harga beras yang dapat kita lihat secara langsung di Masyarakat. Semenjak adanya Covid- 19 banyak negara yang sedang membatasi kegiatan ekspor beras dan menyebabkan Indonesia mengalami hambatan saat proses impor beras hal tersebut membuat harga beras melambung menjadi lebih tinggi dibandingkan yang sebelumnya. Bantuan beras dari pemerintah yang dilakukan secara terus- menerus juga menjadi salah satu penyebab faktor adanya kenaikan harga beras dan kelangkaan beras.

Selain dari faktor pemerintah, faktor alam juga menjadi pemicu utama adanya kelangkaan beras. Salah satu faktor alam yang menjadi pemicu adanya kelangkaan beras dan kenaikan harga beras yaitu karena fenomena alam El-nino. Fenomena alam El-nino yang terjadi di akhir-akhir ini yang menyebabkan para petani menunda penanaman sehingga mempengaruhi produksi padi yang mengakibatkan Indonesia akan memasuki musim panen yang lambat dibanding biasanya. Keterlambatan waktu panen di Indonesia menyebabkan stok beras yang ada tidak dapat memenuhi permintaan pasar yang masuk. Kenaikan beras juga dipicu karena semakin sedikit petani padi dikarenakan harga pupuk dan obat yang terus- menerus mengalami kenaikan, sehingga membuat para petani padi menjadi malas untuk menanam padi karena meraka beranggapan hasil panen tidak seimbang dengan ongkos yang sudah dikeluarkan untuk produksi.

Penyebab fenomena alam El-nino yang terjadi di Indonesia tahun lalu juga mengakibatkan cuaca di Indonesia sulit untuk diprediksi. Akibatnya saat awal tahun 2024 yang biasanya di Indonesia sudah mengalami musim hujan namun masih saja mengalami musim panas, dan yang seharusnya pada akhir januari sampai sekarang Maret sudah mengalami musim panas namun baru mengalami musim hujan. Hujan yang turun secara terus- menerus menyebabkan banyak Sungai di Indonesia mengalami jebol sehingga menyebabkan banjir di beberapa tempat. Banjir di beberapa tempatlah yang membuat para petani mengalami gagal panen yang jumlahnya tidak sedikit. Hal tersebut juga menjadi salah satu kelangkaan dan naiknya harga beras yang sangat tinggi.

Dampak Naiknya Harga Beras pada Perekonomian Indonesia dan Dikalangan Masyarakat 

Meroketnya harga beras memiliki dampak yang sangat memprihatinkan. Berikut beberapa dampak dari kenaikan harga beras terhadap masyarakat dan perekonomian. Dampak terhadap masyarakat yang pertama beras merupakan makanan pokok bagi sebagian besar masyarakat Indonesia. Kenaikan harga beras telah meningkatkan beban pengeluaran rumah tangga secara signifikan, terutama bagi rumah tangga miskin dan rentan. Hal ini dapat menyebabkan berkurangnya konsumsi kebutuhan dasar lainnya, seperti protein, sayur-sayuran, dan buah-buahan. Kondisi tersebut dapat memperparah stunting dan gizi buruk pada anak. Kedua kenaikan harga beras akan menurunkan daya beli masyarakat secara keseluruhan. Masyarakat akan lebih berhati-hati saat berbelanja dan menunda pembelian barang-barang yang tidak penting sehingga dapat menyebabkan berkurangnya permintaan dan melambatnya pertumbuhan ekonomi. Ketiga kenaikan harga beras dapat mendorong lebih banyak orang ke dalam kemiskinan. Masyarakat miskin dan rentan akan semakin kesulitan untuk memenuhi kebutuhan pokoknya. Hal tersebut dapat memperparah ketimpangan sosial dan ekonomi di Indonesia.

Dampak terhadap perekonomian yang pertama beras menjadi salah satu komponen utama dalam perhitungan inflasi. Kenaikan harga beras yang tajam akan mendorong inflasi secara keseluruhan. Hal ini dapat melemahkan stabilitas perekonomian dan daya saing Indonesia di mata dunia. Kedua kenaikan harga beras dapat melemahkan pertumbuhan ekonomi dengan menurunkan daya beli masyarakat. Konsumsi rumah tangga merupakan salah satu mesin utama penggerak perekonomian. Konsumsi yang lemah dapat menyebabkan berkurangnya permintaan, produksi dan lapangan kerja. Ketiga Pemerintah perlu mengeluarkan anggaran tambahan untuk mengatasi dampak kenaikan harga beras. Dengan mengeluarkan anggaran tambahan dapat membebani keuangan negara dan mengalihkan anggaran dari sektor penting lainnya.

Penulis : Novita Sari, Shalshabila Swariarisona dan Syanifa Lusardi.

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Entrepreneur Selengkapnya
Lihat Entrepreneur Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun