KKN dilaksanakan selama 1 bulan dimulai pada tanggal 11 Juli sampai 10 Agustus 2022. Kegiatan KKN dilaksanakan di RT 05 dan RT 07 RW 01 Kelurahan Gegerkalong Kecamatan Sukasari Kota Bandung. Tema kelompok kami yaitu “Desa Layak Air Bersih dan Sanitasi”. Salah satu indikator yang kami tinjau yaitu keluarga dan industri pengguna fasilitas air limbah dan lumpur tinja.
Pentingnya pengetahuan bagi warga setempat yang dibarengi dengan peran dari setiap pengurus untuk saling berkoordinasi yang tepat dan hal yang paling penting yaitu kesadaran setiap individu setempat agar mengetahui pentingnya menjaga kebersihan lingkungan.
Kediaman warga setempat dekat dengan aliran sungai. Tak jarang warga membuang sampah langsung ke dalam sungai. Alasannya karena membuang sampah ke sungai dinilai lebih praktis dibandingkan harus menunggu sampah dibawa oleh petugas belum lagi perlu mengeluarkan biaya. Masalah pencemaran air menjadi salah satu fokus penting hal yang harus dibenahi kembali.
Penelitian yang telah dilakukan di sungai Ciliwung, menyimpulkan bahwa sebesar 40% pencemaran berasal dari air limbah domestik yang dibuang ke sungai tanpa diolah terlebih dahulu. Contoh limbah cair domestik adalah air deterjen sisa cucian, air sabun, dan air tinja. Warga setempat belum menggunakan saluran yang berbeda antara pembuangan limbah air deterjen, air bekas cucian piring dengan pembuangan limbah air tinja. Warga setempat tidak mengolah air limbah domestik secara saniter terlebih dahulu melainkan langsung membuangnya ke sungai. Limbah tersebut menjadi penyebab utama pencemaran sehingga mempengaruhi upaya penyediaan sumber air baku yang aman serta air yang berbau.
Permukiman rumah tinggal keluarga setiap hari membuang air kotor yang harus ditampung dan diolah secara saniter. Masalah yang akan ditimbulkan apabila pembuangan tinja tidak memenuhi syarat kesehatan antara lain dapat mengotori dan mencemari lingkungan, penurunan kualitas air, dapat menimbulkan bau dan merupakan sumber penularan penyakit seperti penyakit diare, cholera, disentri, dan sebagainya.
Hal tersebut menjadi alasan kelompok KKN 4 yang berupaya untuk mengadakan sosialisasi bagaimana cara menjaga kualitas air yang diakibatkan karena pencemaran air limbah. Hal yang kami sampaikan pada masyarakat yaitu bagaimana upaya untuk membenahi fasilitas tinja serta menjaga kualitas air baku yang aman dan tidak berbau.
Untuk fasilitas tinja teknologi pengolahan air limbah domestik individual yang bisa digunakan yaitu tangki septik (septic tank). Tangki septik atau biasa dikenal septic tank adalah media pembuangan kotoran biologis (tinja) yang dibuat kedap air. Sistem septic tank tidak memerlukan biaya yang besar jika dibandingkan dengan sistem fasilitas pusat. Baik biaya pembangunan maupun operasional masih dapat ditanggung oleh para pemakainya. Kotoran yang terkumpul di dalam septic tank tidak mencemari lingkungan sekitar. Berikut merupakan manfaat pengolahan sistem fasilitas air limbah dan lumpur tinja yang baik:
- Dapat menciptakan lingkungan yang lebih sehat, bersih, dan nyaman.
- Mengurangi terjadinya malnutrisi yang menyerang dan membahayakan bagi lingkungan.
- Mengembalikan kondisi dari air di dalam tanah supaya menjadi lebih layak untuk digunakan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H