Mohon tunggu...
Syanando Adzikri
Syanando Adzikri Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Mahasiswa UIN Sunan Ampel Surabaya

Ingin mencari dan menshare ilmu + gagasan

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Awal Mula Seruan Perang Salib Dzalim

16 September 2024   20:10 Diperbarui: 16 September 2024   20:23 8
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: SiciHi Blog - Paus Sylvester II 

Dalam kitab Haadlirul A'laam al-Islamy, karya seorang Orientalis, yaitu Theodore Lothrop Stoddard (1883-1950), dijelaskan bahwa orang yang pertama kalinya menyerukan perang Salib adalah Paus Sylvester II pada tahun 1002 M, namun seruan tersebut tidak mendapatkan dukungan. Kemudian pada tahun 1075 M, Paus Gregorius menyerukan perang Salib, namun rencana tersebut mundur sekitar 20 tahun, sehingga seruan perang salib baru terlaksana pada tahun 1097 M.

Selain itu, para penulis dan intelektual Nasrani juga selalu menghasung perang salib ini, seperti Hilton Satito, Marino, Ben Diboa, Guillaum de Nogari, dan Raymond Lul Batrack.

Di dalam kitab Taaruikhul Baabuaat karya Orientalis bernama Sir Fernand Howard, dijelaskan bagaimana para pemuka Kristen menghasung para raja dan kaisar Eropa untuk memerangi Kaum Muslimin dan bagaimana mereka sendiri terjun langsung memimpin peperangan tersebut.

Carlos VII pernah mengirimkan surat kepada komandan pasukan Kavaleri Rodes. Dalam sudar tersebut diungkapkan bahwa tujuan peperangan ini adalah untuk menyebarkan agama Katholik, membebaskan kaum Masehi dan tanah-tanah suci Baitul Maqdis dari kekuasaan kaum Muslimin yang dikatakan sebagai bangsa pembangkang. Komandan kavaleri tersebut menjawab yang intinya bahwa ia ingin mencabut akar-akar umat yang terkutuk, yaitu umat Muhammad.

Para sejarawan mengatakan bahwa saat tentara Salib memasuki Baitul Maqdis pada tanggal 15 Juli 1099 M, bertepatan pada tanggal 3 Ramadhan 493 H, mereka menyembelih lebih dari 70.000 orang, sehingga kuda-kuda mereka berenang di lautan darah pembantaian, sedangkan di kota Antokia mereka membantai lebih dari 100.000 kaum Muslimin.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun