Mohon tunggu...
Syanando Adzikri
Syanando Adzikri Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Mahasiswa UIN Sunan Ampel Surabaya

Ingin mencari dan menshare ilmu + gagasan

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Berkorban Demi Keridhaan Ilahi

6 Juli 2024   05:52 Diperbarui: 6 Juli 2024   06:04 14
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokumentasi pribadi: persama Hima Persis Ciputat 

Apabila iman telah terpancang dalam kalbu, segala apapun, walaupun remeh-temeh, pasti akan dikorbankan demi memenuhi panggilan ilahi dan mencari keridhaan Allah, Rabb semesta.

Telah dikisahkan pada sebuah riwayat hadis di dalam kitab Shahih al-Bukhari. Ada sahabat Nabi saw yang tertimpa musibah dengan kemalangan. Ia tidak memiliki sesuap makanan untuk dimakan. Akhirnya Sahabat tersebut mengadu kepada Nabi saw. Kemudian Nabi saw menyuruh istrinya agar membawakan makanan. Namun beliau sendiri ternyata stok makanan dirumah beliau juga telah habis.

Karena keadaan yang mendesak, akhirnya Nabi saw menawarkan kepada para sahabat beliau yang lainnya "Siapakah diantara kalian yang mau menerima tamu pada malam ini?" Lantas seorang sahabat dari kaum Anshar berdiri dan menawarkan diri untuk menjamu tamu tersebut kerumahnya.

Saat sampai dirumahnya, sahabat Anshar tersebut berkata kepada istrinya "Ini adalah tamu Rasulullah saw. Jangan sampai ada satupun makanan yang kamu simpan." Namun sang Istri menjawab "Demi Allah malam ini tidak ada sesuap makananpun, kecuali hanya sedikit." Lantas si suami menimpali "Kalau begitu,apabila waktu malam tiba, tidurkanlah anak kita terlebih dahulu, kemudian padamkanlah lampu dan kita ikat perut kita.

Setelah selesai perjamuan tersebut, keesokan harinya sahabat yang bertamu tadi melaporkan kepada Nabi saw. Maka Nabi Muhammad saw bersabda: "Sungguh Allah mengagumi pasangan suami istri ini." Karena peristiwa tersebut, turunlah ayat:

Wallaziina tabawwa-ud-daaro wal-iimaana ming qoblihim yuhibbuuna man haajaro ilaihim wa laa yajiduuna fii shuduurihim haajatam mimmaaa uutuu wa yu-siruuna 'alaaa angfusihim walau kaana bihim khoshooshoh, wa may yuuqo syuhha nafsihii fa ulaaa-ika humul-muflihuun

"Dan orang-orang (Ansar) yang telah menempati Kota Madinah dan telah beriman sebelum (kedatangan) mereka (Muhajirin), mereka mencintai orang yang berhijrah ke tempat mereka. Dan mereka tidak menaruh keinginan dalam hati mereka terhadap apa yang diberikan kepada mereka (Muhajirin); dan mereka mengutamakan (Muhajirin) atas dirinya sendiri, meskipun mereka juga memerlukan. Dan siapa yang dijaga dirinya dari kekikiran, maka mereka itulah orang-orang yang beruntung."(QS. Al-Hasyr: 9)

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun