Mohon tunggu...
Syamsuni Albusyro
Syamsuni Albusyro Mohon Tunggu... -

Jangan silau pada hasil, tapi kagumlah pada proses

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Dua Al-Quran Ajaib Beda Masa

2 Agustus 2013   01:43 Diperbarui: 24 Juni 2015   09:43 249
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Jika bertandang ke Musem kebangggan Kabupaten Sumenep pasti akan menemukan dua Al-Qur’an beda masa. Yang satu adalah Al-Qur’an peninggalan salah satu raja Sumenep yang ke-32, yakni Sultan Abdurraham, sedangkan yang satu adalah hasil karya tangan kreatif generasi masa kini, yaitu Sofiyanti, penulis kaligrafi asal Kecamatan Bluto. Dua al-Qur’an tersebut memang sama-sama menarik untuk dilihat langsung, kini dua pusaka itu sama-sama diabadikan di Museum.

Konon, Al-Quran Ajaib itu hasil tulisan tangan Sultan Abdurrahman itu menurut cerita ditulis 30 juz dalam sehari-semalam dengan tinta China dan kertas Panuragan, yaitu dengan kualitas kertas paling bagus. Kitab Suci Al-Quran hasil tulisan tangan tersebut sekarang sudah berusia 200 tahun lebih, yaitu ditulis pada tahun 1811. Kini Al-Quran yang disebut-sebut sebagai Al-Quran ajaib itu masih meng-abadi di Museum Kabupaten. Selain sebagai bentuk penghormatan kepada cucunya Bindara Saod tersebut, juga Al-Quran ini sebagai peninggalan yang sangat fantastis mengingat sarat makna lantaran ditulis hanya sehari semalam. Sehingga Al-Qur’an itu mampu mengundang perhatian para pelancong atau wisatawan ketika berkunjung ke Museum, mereka langsung bertanya dimana AL-Qur’an ajaib itu?

Selain Al-Quran ajaib hasil tulisan tangan Sutan Abdurrahman itu, ada lagi Al-Quran yang dapat menarik minat pengunjung, yaitu Al-Qur’an raksasa. Seperti yang diketahui, Al-Qur’an raksasa itu memang baru berumur 8 tahun, tetapi itu tidak menjadi alasan bagi pengunjung, yang penting mereka ingin melihatnya. Jadi, menurut pengakuan Moh. Erfandi, guide (pemandu), para pengunjung itu ketika ke bertandang ke Museum bisa dipastikan bukanlah kereta kencana atau peninggalan lain yang pertama kali ditanyakan, tetapi dua dua Al-Qur’an yang ada di Museum. Bahkan konon, pada saat Al-Qur’an itu baru ada di Museum, banyak pengunjung terkejut dan heran kok bisa ada Al-Qur’an sebesar itu.

Al-Quran raksasa tersebut sekarang juga diabadikan di Museum sebagai karya luar biasa. Sebab menurut keterangan dari Moh. Erfandi bahwa proses penulisannya mengahabiskan waktu selama enam bulan, sedangkan nama yang menuis Al-Qur’an itu adalah Sofiyanti, penulis kaligrafi asal Kecamatan Bluto. Pembuatan Al-Quran raksasa tersebut ditulis pada tahun 2005 saat MTQ yang dilaksanakan di Kabupaten Sumenep.Al-Quran yang sudah ada pada tahun 2005 itu punya panjang 4 meter, lebar 3 meter dengan berat 500 kilo atau setengah ton. Sedangkan kertasnya terbuat dari kertas Panuragan serta kulitnya terbuat dari kulit sapi.

Sementara kesan pengunjung ketika bertandang ke Musem dan melihat langsung, mereka merasa heran dan terkejut, kok ada al-Quran semacam itu. Bahkan kalau boleh dikatakan bahwa di Jawa Timur hanya Sumenep yang punya Al-Quran sebesar itu. Maka tak salah ketika kita berkunjung ke Museum langsung merasa tercengang melihat ada Al-Quran raksasa.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun