Sejarah Stone Island, salah satu Brand Casual di Italia yang mendunia dan hits di semua kalangan
Berawal dari kota kecil di sisi utara Italia, tepatnya di Kota Ravarino, Stone Island adalah suatu proyek eksperimen dari Massimo Osti, seorang fashion designer yang juga salah satu owner dari salah satu merek pakaian premium dari italia yaitu CP Company.
Stone Island didirikan di tahun 1982, saat Massimo Osti baru saja menemukan formula baru untuk membuat kain dengan karakter teknis dan fungsi yang mirip dengan terpal truk militer, sebuah kain tahan angin yang memiliki warna usang khas militer yang diberi nama tela stella, sayangnya kain eksperimennya dirasa tidak cocok dengan konsep yang dimiliki oleh brand-nya saat itu yaitu CP Company, oleh karena itu, Osti memutuskan untuk membuat sub merek baru, yang akan memproduksi berbagai pakaian khusus dengan bahan tela stella ini. Sub brand baru ini diberi nama Stone Island, dari sinilah sejarah stone island mulai ditulis, dari sebuah penelitian dan eksperimen.
Nama Stone Island diambil dari kata yang sering muncul di novel karya Joseph Conrad, salah satu penulis favorit massimo osti, kemunculan Stone Island ditandai dengan rilisan pertama mereka yang berisi 7 jaket yang berbahan kain tela stella, koleksi ini diberi nama sama dengan bahan yang digunakan yaitu tela stella. Kerennya 7 jaket dalam koleksi ini terjual habis dalam waktu yang sangat singkat, dan semenjak rilisan ini, Stone Island mulai dikenal oleh para penggemar brand premium di Italia, termasuk Carlo Rivetti, dia adalah seorang marketing vice director dari perusahaan Gruppo Finanziario Tensile atau disingkat GFT, ini adalah perusahaan keluarganya, Carlo Rivetti sangat tertarik dengan Stone Island dan pada tahun 1983, ia melalui GFT ini memutuskan untuk membeli 50% saham dari Stone Island dan semenjak pembelian ini Stone Island menjadi semakin berkembang.
Di tahun-tahun awal kemunculannya, Stone Island langsung diadaptasi oleh para penggiat Paninari, sebuah subkultur gaya berpakaian mewah yang dibentuk oleh para remaja italia. Subkultur ini berkembang pesat di italia, khususnya di Milan, para pengiat Paninari biasanya terlihat di Restoran fast food, mengendarai kendaraan mewah, dan menggunakan pakaian-pakaian dari brand yang mahal, termasuk Stone Island.
Setelah sempat hilang di era 80-an, subkultur casual mulai muncul kembali di era awal 90-an, uniknya, para penggiat era baru kasual ini tidak memakai pakaian dari brand yang dipakai oleh brand pendahulunya seperti Fred Perry dan Lacos, mereka justru memilih pakaian dari brand premium yang belum pernah dipakai sebelumnya seperti CP Company dan Stone Island, dari sinilah hubungan mesra antara Stone Island dengan casual subkultur dimulai dan bertahan hingga sekarang.
Pada tahun 1993, Carlo Rivetti dan saudara perempuannya Cristina, memutuskan untuk keluar dari GFT, ia mengakuisisi Stone Island, sejak saat itu Carlo Rivetti dan Cristina mengambil penuh Stone Island. Sayangnya di tahun 1995 Pendiri sekaligus otak dari Stone Island Massimo Osti keluar dari Stone Island, Beruntungnya setelah setahun berikutnya 1995 Carlo Rivetti menemukan pengganti dari Massimo Osti, orang itu bernama Paul Harvey, Paul Harvey adalah seorang penggiat pakaian yang berbahan metal, lalu ia melakukan eksperimen dengan penggunaan bahan kevlar pada Stone Island dan terciptalah kain Nylon Metal dan Tank Shield.
Pada tahun 2008, Paul Harvey memutuskan untuk keluar dari Stone Island, sejak saat itu Stone Island selalu melakukan kolaborasi dengan berbagai brand dan desainer muda yang ada. hingga saat ini Stone Island dinobatkan sebagai brand yang terkenal dengan desain yang inovatif dan berkualitas tinggi, dan telah mengalami transformasi yang menarik dalam beberapa dekade ini.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H