Mohon tunggu...
Politik

Selamat Datang di Panggung Pengabdian

17 Februari 2016   08:57 Diperbarui: 17 Februari 2016   09:21 83
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="bulukumba"][/caption]Hari Ini, Rabu (17/2/2016) jutaan pasang mata akan tertuju ke Kantor Gubernur Sulawesi Selatan. Di tempat inilah akan digelar pelantikan bupati dan wakil bupati hasil pilkada serentak 9 Desember 2015 yang lalu. Bupati dan wakil bupati yang akan dilantik diantaranya dari kabupaten Tana Toraja, Luwu Utara, Soppeng, Bukukumba, Gowa, Maros, Pangkep, Barru, Selayar, dan Luwu Timur.

Mereka yang akan dilantik, yaitu; Basli Ali-Zainuddin (Selayar), AM Sukri Sappewali-Tomy Satria (Bulukumba), Adnan Purichta Ichsan-Abd Rauf Krg Kio (Gowa), Hatta Rahman-Harmil Mattotorang (Maros), Syamsuddin A Hamid-Syahban Sammana (Pangkep), A Idris Syukur-Suardi Saleh (Barru), A Kaswadi Razak-Supriansa (Soppeng), Nico Biringkanae-Victor Datuan Batara (Toraja), Indah Putri Indriani-Thahar Rum (Luwu Utara) dan Thorig Husler-Irwan Bachri Syam (Luwu Timur).

***
Efouria dan suka cita tentu saja mewarnai momentum yang sangat berbahagia ini. Tidak hanya bagi tim dan simpatisan, tetapi juga bagi masyarakat umum. Ini adalah langkah pertama dari dari serangkaian tahapan dalam mewujudkan janji di masa kampanye. Sesaat setelah pelantikan, Bapak/Ibu Bupati/Wakil Bupati segera menjelma menjadi nahkoda yang akan memegang kemudi perahu dalam berlayar menuju Pulau Harapan.

Saya ucapakan, Selamat datang di panggung pengabdian Bapak/Ibu Bupati dan Wakil Bupati. Saat ini di pundak anda berjejal harapan ratusan ribu rakyat. Mereka kini adalah penumpang dari perahu yang Bapak/Ibu kemudikan. Sikap dan karakter mereka dalam membentuk cara pandang terhadap republik ini, akan sangat tergantung pada bagaimana Bapak/Ibu memperlakukan mereka.

Mereka pada dasarnya tidak menuntut banyak, hanya jaminan bahwa mereka masih bisa tetap makan, bisa berobat kala sakit, bisa menyekolahkan anak-anak mereka, bisa mengurus administrasi di kantor-kantor pemerintahan tanpa pungutan macam-macam. Hanya hal-hal kecil itulah yang dibutuhkan oleh mereka.

Jangan menyepelekan harapan. Setidaknya itu adalah pesan tersirat yang disampaikan Francis Fukuyama (2004) dalam bukunya State-Building: Governance and World Order in the 21st Century. Sebab kata Fukuyama, fenomena seputar gerakan radikalisme, perampokan, dan kekacauan sosial lainnya dikarenakan oleh terabaikannya harapan masyarakat oleh negara. Dari revolusi Perancis, revolusi Amerika, hingga revolusi kemerdekaan Indonesia adalah berangkat dari embrio harapan rakyat yang tidak terakomodasi.

Oleh karena itu, saya hanya ingin mengingatkan agar tidak menjadi bagian dari sejarah kelam perjalanan demokrasi. Jika sejarah yang kelak akan tercipta ibarat sebuah lukisan, maka sebaiknya lukislah sejarah itu dengan sebaik-baik lukisan.

Di akhir tulisan, saya ingin mengajak merefleksi fenomena pilkada kemarin, bahwa tingkat partisipasi yang begitu rendah sebenarnya tidak terjadi begitu saja. Ada prinsip kausalitas yang menjadi akar persoalannya. Apa itu? Masyarakat kini telah sampai pada titik jenuh dengan event demokrasi—yang ternyata tidak berdampak apa-apa pada mereka. Mereka hanya merasa diperalat untuk tujuan memperoleh kekuasaan. Oleh karena itu, sebisa mungkin jangan menambah beban masa lalu, hingga membuat masyarakat semakin terjebak dalam kubangan trauma tak berujung.

Selamat berbakti ... Selamat mewujudkan harapan rakyat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun