Mohon tunggu...
Syamsul Hidayah
Syamsul Hidayah Mohon Tunggu... pegawai negeri -

Penulis , editor, dan penerbit buku. CP:0821 7700 1102 atau email :syamsulhidayah1975@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Prabumulih Menuju Kota Cerdas

24 Mei 2015   19:39 Diperbarui: 17 Juni 2015   06:39 186
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bagi Anda yang kelahiran atau pernah tinggal di kota Prabumulih, tapi kini bermukim di luar Kota Prabumulih, bolehlah Anda berkunjung kembali ke kota ini, mengenang nostalgia masa dulu. Anda akan mendapati Prabumulih yang berbeda, dibanding saat Anda tinggal dahulu. Kini wajah kota Prabumulih mulai berubah. Enak dipandang dan nyaman.

Dibawah kepemimpinan Walikota Prabumulih Ir H Ridho Yahya, MM dan Wakil Walikota H Andriansyah Fikri, SH, pembangunan Kota Prabumulih kian mengeliat. Jika ukuran sebuah kota yang cerdas, diartikan sebagai kota yang menggunakan teknologi digital, dengan tiga katagori penilaian, yaitu cerdas secara ekonomi, sosial atau lingkungan.Prabumulih dapat dikatakan sudah melakukan itu.

Saya akan memaparkan semampunya kenapa Prabumulih dapat dikatakan Kota Cerdas secara ekonomi. Lihat saja, programPemerintah Kota Prabumulih untuk mengentaskan kemiskinan dinilai cukup berhasil. Data dari Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Provinsi Sumatera Selatan, menyebutkan Indeks PembangunanManusia (IPM) Kota Prabumulih menempati rangking pertama.

Ini menunjukkan tujuan Pemerintah Kota Prabumulih menurunkan angka kemiskinan tepat mengenai sasaran. Bahkan Kota Prabumulih menjadi kota dengan urutan terendah ke tiga dalam angka kemiskinan. Angka kemiskinan Kota Prabumulih sangat kecil yakni sebesar 11,23 persen, jauh di bawah Sumsel yang sekitar 14,06 persen. Prabumulih terendah ketiga dalam angka kemiskinan.

Di bidang Usaha Kecil dan Menengah (UKM), Pemerintah Kota Prabumulih memberikan fasilitas untuk berdagang. Pola ini sebagai koreksi atas model pemberian bantuan UKM yang selama ini kerap diselewengkan. Misal, orang kepingin jualan bakso. Pemerintah akan membuatkan gerobak bakso plus modal pertama untuk berjualan. Jadi, pemerintah hanya fasilitator.

Sementara itu, untuk masyarakat yang memiliki peran vital di masyarakat diberikan insentif yang dibayar triwulan sekali. Mulai dari Ketua RT, guru TK/TPA,penjaga rumah ibadah, pengkhutbah, penggali kuburan, tukang memandikan jenazah, dan guru ngaji tradisional dari rumah ke rumah.Ini dilakukan sebagai bentuk perhatian pemerintah kepada individu yang memiliki peran vital di masyarakat. Di sisi lain, pemerintah melihat individu-individu ini potensial untuk mendukung program pembangunan berkelanjutan di masa mendatang.

Yang paling menohok dan kasat mata di Kota Prabumulih adalah pemasangan jaringan gas ke rumah tangga.Pemerintah Kota Prabumulih melihat limpahan gas yang dikandung di Kota Prabumulih, harus dimanfaatkan sebesar-besarnya untuk masyarakat Kota Prabumulih. Selama ini, gas yang dikandung di Kota Prabumulih, hanya melintas saja. Tidak mengalir bagi masyarakat Kota Prabumulih. Malah mengalir sampai jauh ke Palembang dan Ogan Ilir, daerah tetangga Kota Prabumulih.

Mulai tahun 2008, jaringan gas rumah tangga bagi warga Kota Prabumulih, mulai terpasang. Tahap awal sebanyak 4.650 rumah tangga. Masyarakat tidak dipungut biaya. Semua ditanggung Pemerintah Kota Prabumulih dan Pemerintah Pusat.Tahun ini, jaringan gas ditambah menjadi 2.626 rumah tangga, yang masih dalam tahap instalasi. Total kapasitas terpasang gas rumah tangga di Prabumulih mencapaiadalah 7.276 rumah tangga. Sementara Kota Palembang, ibukota provinsi Sumatera Selatan, baru terpasang 3.311 jaringan gas rumah tangga.Tahun depan, Walikota Prabumulih H Ridho Yahya, akan meminta jatahkepada Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral sebanyak 3000 ribu jaringan gas rumah tangga lagi. Targetnya, dalam sisa jabatannya yang berumur tiga tahun lagi, seluruh rumah tangga di Kota Prabumulih dapat teraliri gas.

Dengan adanya jaringan gas rumah tangga ini, ada dua keuntungan yang diperoleh. Pertama,pemerintah memeroleh pendapatan dari pembayaran gas. Kedua, masyarakat terbantu dengan adanya gas rumah tangga, yang murah dan aman. Di luar itu, beban pemerintah untuk mengurangi beban hidup masyarakat tercapai. Pengelolaan pembayaran gas ini dikelola PT Petro Prabu, Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) Kota Prabumulih. Pembayaran bisa melalui online ataupun offline

Di bidang infrastruktur, Pemerintah Kota Prabumulih membangun taman-taman publik untuk warga berinteraksi. Maklum saja, Kota Prabumulih tidak memiliki tempat wisata semisal gunung atau pantai. Menyadari hal itu, Pemerintah membangun Taman Kota Prabujaya. Dulunya, tempat ini lapangan sepakbola.Taman kota Prabujaya menjadi ikon baru masyarakat Kota Prabumulih. Tiap hari ramai dikunjungi warga dari sekedar duduk atau pun berolahraga.Taman ini menyediakan tribun tempat duduk, kolam air mancur, outlet, dan permainan anak. Tiap minggu pagi, Walikota H Ridho Yahya, berbaur dengan masyarakat melaksanakan senam pagi yang diakhiri dengan doorprize.

Ke depan, Walikota H Ridho Yahya bertekad akan membangun sejumlah taman masyarakat di setiap kecamatan. Hingga kini, tercatat ada tiga taman yang baru dibangun. Yang paling besar Taman Kota Prabujaya, lalu Taman Gunung Ibul dan Taman Wonosori.Tiap hari, taman-taman itu dipenuhi warga. Apakah tindakan Walikota Prabumulih H Ridho Yahya membangun taman di setiap kecamatanlayak disebut menjadikan Kota Prabumulih sebagai kota cerdas secara sosial?

Ruang-ruang publik juga tak luput jadi perhatian.Seperti pembangunan Gedung Kesenian yang sudah siap pakai tahun ini. Begitu pula dengan pembangunan Islamic Center. Pemerintah Kota Prabumulih juga sedang membangun pasar kembar. Pasar Kota Prabumulih nantinya tidak lagi terkesan kumuh.Pasar kembaryang dihubungkan dengan jembatan iniPasar Tradisional Modern (PTM).Boleh dikatakan jembatan penghubung ini adaptasi dari jembatan pasar Glodok di Jakarta. Muara akhirnya, pengunjung dan pembeli menjadi nyaman berbelanja. Yang tak boleh dilupakan pula, nantinya gairah olahraga sepakbola Prabumulih akan kian menggeliat menyusul selesainya pembangunan stadion bertaraf internasional di kawasan Jalan Lingkar pada 2016 nanti.

Soal jalan kampung dan jalan desa di Prabumulih boleh dicek. Semua mulus dan beraspal beton. Kalau pun ada lubang itu pun terdapat di Jalan Provinsi, yang menjadi tanggungjawab Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan.

Barangkali Prabumulih menjadi kota satu-satunya di Provinsi Sumatera Selatan, yang menolak penambangan batu bara. Meski kandungan batu bara di Kota Prabumulih, tergolong bagus, namun Walikota H Ridho Yahya menolak apa pun bentuk penambangan batu bara. Ridho sangat takut jika dia memberi izin penambangan batu bara, lingkungan di Kota Prabumulih akan rusak.

Ia mengambil contoh penambangan timah di Provinsi Bangka Belitung. Lubang-lubang besar menganga bak kolam besar yang siap menerkam mangsanya. Ridho belum menemukan model konservasi atas dampak penambangan batu bara. Selain itu, dengan luas wilayah 400,045 Km2, penambangan batu bara hanya akan menambah persoalan baru di Kota Prabumulih. Meski hasilnya menggiurkan Ridho tidak bergeming.

Lingkungan kumuh yang ditandai dengan rumah yang tidak layak huni juga diperhatikan Pemerintah Kota Prabumulih. Jika ada istilah bedah rumah, Ridho memberi programnya dengan membangun rumah baru. Jika rumah warga tidak layak huni, misal berlantai tanah, Pemerintah Kota Prabumulih akan membangunkan rumah yang baru sesuai ukuran tanah. Asalkan rumah itu milik sendiri. Karena Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) Kota Prabumulih tidak mencapai 1 Triliun, pembangunan rumah yang tidak layak huni, dibangun secara bergotong royong.

Ridho meminta PNS yang ada di lingkungan Pemerintah Kota Prabumulih mengeluarkan infaq sesuai dengan golongan masing-masing.Walikota dipungut Rp. 160.000 sedangkan Wakil WalikotaRp. 150.000. Sementara golongan IV Rp.125.000; golongan III Rp.60.000; golongan II Rp. 25.000 dan honorer Rp. 10.000. Infaq yang terkumpul itu untuk membiayai rumah warga yang tidak layak huni. Sepanjang 2014, sudah dibangun 120 unit rumah yang layak huni. Tahun ditargetkan dibangun 150 unit rumah. Lalu, apanya yang kurang cerdas lagi dari Prabumulih?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun