Mohon tunggu...
Syamsul Bahri
Syamsul Bahri Mohon Tunggu... Administrasi - coretan seadanya berawal dari minum kopi.

Menulis untuk belajar

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Ketika Deteksi Thermal Tak Menjamin Tidak Masuknya Virus di Indonesia

3 Maret 2020   18:26 Diperbarui: 3 Maret 2020   19:09 74
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Thermal Scanner kepada penumpang internasional dari China pada 21 Januari di Manado. (Dok. Angkasa Pura I - Anadolu Agency)

Saya kira sudah perlu pemerintah mengambil langkah pencegahan lebih ketat terhadap potensi penularan virus Covid-19. 

Salah satunya dengan pembatasan masuk warga negara lain ke Indonesia dengan memperketat persyaratan seperti history perjalanan seminggu bahkan dua minggu sebelumnya. Bukan hanya pembatasan bagi warga negara asing yang negaranya terdampak.

Pencegahan tidak cukup dengan pemeriksaan di beberapa pintu masuk seperti bandara dan pelabuhan yang mengandalkan thermal scanner dan thermal gun untuk mendeteksi gejala.

Dimana para ilmuwan Jerman telah meneliti kasus warganya dengan mengacu pada kronologis kejadian. Mereka menyimpulkan bahwa virus Covid-19 potensial penularannya dari orang yang belum menampakkan gejalanya. Artinya, pencegahan dini tidak cukup dengan hanya menggunakan alat tersebut.

Selain itu peran multipihak juga diperlukan dengan menyediakan hand sanitation di kantor, bandara, pelabuhan, dan fasilitas publik lainnya.

Namun dengan hadirnya virus tersebut di depan mata kita, apakah harus membuat kita panik? Dalam banyak hal, panik justru merugikan, dan bentuk respon yang paling dihindari dalam situasi tertentu.

Tapi tidak bisa juga kita pungkiri bahwa sifat manusia berbeda-beda dalam merespon situasi apalagi diketahui sudah mengakibatkan korban meninggal. Ada yang responnya  menyesuaikan perkembangan situasi dan berpikir lebih tenang. Namun ada juga yang bersikap panik walaupun menurutnya yang dia lakukan merupakan bentuk antisipasi dini dengan kemungkinan-kemungkinan terburuk yang mungkin saja terjadi.

Tak ada yang perlu dipersoalkan. Paling juga dianggap lebay, seperti beberapa warga yang memborong makanan dan rela antri guna mendapatkan masker. Stok masker pun menjadi auto kosong. Dan jika pun masih ada, harga sudah melonjak tinggi. 

Semua seolah tidak peduli jika masih ada warga lain yang juga membutuhkan. Entah bagaimana jika kondisi lebih parah terjadi. Saya lebih mengkhawatirkan dampak lainnya selain ancaman virus itu sendiri.

Peran pemerintah mengontrol pemberitaan berimbang terutama penyebaran berita hoax akan meminimalkan respon panik jika situasi menjadi lebih buruk dibanding saat ini.

Penyebaran informasi tentang cara pencegahan dan langkah tegas pemerintah mengantisipasi penularan lebih luas akan membuat warga menjadi tenang, berpikir positif, penuh optimis bahwa pemerintah sudah mengambil langkah yang tepat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun