Ketika hendak keluar dari area parkir salah satu kantor di Kota Makassar, perhatian saya tertuju pada kerumunan pengemis yang berlomba untuk mendapatkan nasi kotak yang dibagikan oleh beberapa sekurity kantor tersebut.
Nasi kotak yang tersusun rapi di dalam gerobak yang bertuliskan "Gerobak Sedekah". Gerobak yang tidak hanya berfungsi untuk mendapatkan nasi kotak tetapi juga sebagai tempat bagi dermawan yang ingin menitipkan bantuannya. Ini saya ketahui dari tulisan yang ada di gerobak tersebut.
"Tidak boleh diwakili, masing-masing ambil satu saja," teriak petugas yang mengawal pembagian nasi kotak tersebut.Â
Tak hanya di kantor, saya juga melihat beberapa mesjid yang menyediakan konsumsi untuk para jamaah yang shalat. Umumnya pada saat shalat Jum'at. Dengan konsumsi yang disediakan, beberapa jamaah mesjid pun tidak langsung beranjak pulang.Â
Mereka duduk bersama menikmati konsumsi yang disajikan sambil bercerita untuk mempererat silaturahmi. Yang disajikan pun biasanya bukan hanya kue, tapi terkadang juga berupa nasi kotak tergantung kemampuan dan keikhlasan para donatur yang terkadang tidak diketahui identitasnya.
Ada juga komunitas yang berbagi rezeki dengan langsung mendatangi orang yang betul-betul membutuhkan. Seperti anak yatim piatu, kelainan atau cacat fisik sehingga tidak mampu bekerja, atau orang tua yang membutuhkan uluran tangan dari para dermawan.
Perkembangan teknologi membuat kita dapat melihat aktivitas berbagai komunitas dalam berbagi rezeki. Biasanya dilakukan dengan mendatangi panti asuhan.
Namun ada juga yang berbagi langsung di pinggir jalan. Pengguna jalan pun dapat mengambilnya, tergantung kesadaran masing-masing bahwa ada yang mungkin jauh lebih membutuhkan. Sama seperti yang kita lihat ketika bulan ramadhan, baik pada saat sahur maupun berbuka puasa.
Aktivitas yang mereka lakukan diposting melalui media sosial. Yang tentunya bertujuan untuk menginspirasi atau mengajak orang-orang yang mendapatkan rezeki lebih untuk berbagi seperti yang mereka lakukan.
Saya yakin ada banyak orang yang melakukan dan tidak hanya dalam bentuk komunitas. Seperti yang dimuat pada beberapa media online, bagaimana almarhum Ashraf Sinclair, suami Bunga Citra Lestari (BCL) yang diam-diam menjadi donatur tetap pada salah satu panti asuhan.Â