Telur puyuh sering dijadikan bahan campuran dalam sop, dibuat sate telur puyuh, maupun sebagai jajanan anak sekolah. Dalam ukurannya yang mungil, manfaat telur puyuh ternyata tidak jauh berbeda dengan telur ayam.
Hanya saja keberadaan dari burung puyuh sendiri menjadi kian langka karena seringnya di buru oleh berbagai lapisan masyarakat. Maka, usaha peternakan atau sebuah upaya budidaya puyuh sangatlah menguntungkan, dimana selain bisa melestarikan sekaligus memenuhi permintaan pasar.
Keberadaan demplot yang berlokasi di Kompleks Balai Penyuluh Pertanian (BPP) Sudiang Kota Makassar merupakan upaya pemerintah melalui Dinas Perikanan dan Pertanian Kota Makassar dalam menggalakkan pemeliharaan puyuh kepada masyarakat.
Menurut Andi Herliyani, selaku Kepala Bidang Peternakan dan Kesehatan Hewan, telur puyuh yang ditetaskan dengan menggunakan mesin penetas dijadikan indukan baru yang kemudian dibagikan ke kelompok tani ternak. Dengan harapan bisa menumbuhkan usaha baru di perkotaan karena tidak membutuhkan lahan yang luas dalam usaha budidayanya dan dapat dibuatkan kandang bertingkat.
Demplot pemeliharaan ternak puyuh ini juga merupakan tempat pembelajaran dalam rangka menambah wawasan  bagi murid/siswa sebagaimana yang telah dilaksanakan di beberapa sekolah yang ada di Kota Makassar.
Lebih lanjut, ia menceritakan bahwa tidak hanya sebatas itu, telur hasil demplot ini juga rutin dibagikan ke siswa pada Sekolah Dasar untuk dikonsumsi. Sebagai catatan bahwa kandungan nutrisi telur puyuh sangat tinggi terutama kolin (nutrisi untuk otak) sehingga cocok diberikan pada anak-anak yang dalam masa perkembangan dan pertumbuhan.
Demplot tersebut juga telah ramah lingkungan melalui pemanfaatan kotoran ternak puyuh sebagai pupuk organik setelah melalui proses fermentasi.
"Saat ini kotoran ternak puyuh di demplot pemeliharaan puyuh Sudiang juga dikelola menjadi biogas dimana limbah tersebut dimasukkan ke reaktor / digester dan dapat menyalakan kompor biogas dengan cukup baik," jelasnya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H