Pengambilan Keputusan Berbasis Nilai-nilai Kebajikan sebagai Pemimpin
Oleh :Â
Syamsul Ardi
- Bagaimana filosofi Ki Hajar Dewantara dengan Pratap Triloka memiliki kaitan dengan penerapan pengambilan keputusan sebagai seorang pemimpin?
Pratratap triloka yang dicetuskan oleh Ki Hajar Dewantara mengajarkan kepada kita bahwa pengambilan keputusan sebgai seorang pemimpin harus mengingat posisi pemimpin dalam pratap triloka tersebut yaitu Ing Ngarso Sung Tulodho (Seorang pemimpin harus mampu memberi tauladan) yang berarti jika pemimpin merupkan orang yang terdepan dalam suatu sistem atau organisasi, maka pemimpin tersebut harus mampu memberikan contoh baik secara sikap, perilaku, keputusan, kebijakan maupun pemikiranya, Ing Madya Mangunkarsa (Seorang pemimpin harus mampu memberikan dorongan, semangat dan motivasi dari tengah) yang memiliki makna ketika pemimpin berada ditengah-tengah anggotanya maka pemimpin tersebut harus mampu memberikan motivasi kepada anggotanya untuk terus maju memperjuangkan tujuan bersama selain itu guru harus bisa memberi motivasi dan menciptakan suasana kondusif agar para murid terus belajar, Tut Wuri Handayani (Seorang pemimpin harus mampu memberi dorongan dari belakang) yang bermakna pendidik dengan kewibawaan yang dimiliki mengikuti dari belakang dan memberi pengaruh, tidak menarik-narik dari depan, membiarkan anak mencari jalan sendiri, dan bila anak melakukan kesalahan baru pendidik membantunya. Setelah mengtahui triloka ini, Â maka sebagai pemimopin hendaknya bersikap berprilaku dan mengambil keputusan dengan menimbang triloka ini, sehingga keputusan itu menjadi sebuah berkah dan manfaat bagi orang banyak.
- Bagaimana nilai-nilai yang tertanam dalam diri kita, berpengaruh kepada prinsip-prinsip yang kita ambil dalam pengambilan suatu keputusan?
Nilai-nilai yang terkandi=ung dalam diri seseorang merupakan nilai-nilai luhur atau nilai kebajikan yang telah ada dan dimiliki oleh setiap manusia, namun nilai-nilia tersebut perlu dikembangkan dan dimplementasikan. Nilai-nilai yang mendasari pengambilan keputusan diantaranya  nilai-nilai politik, nilai-nilai organisasi, nilai-nilai pribadi, nilai-nilai ideologis, dan nilai-nilai moral sedangkan prinsip-prinsip yang dapat digunakan dalam pengambilan keputusan, seperti berpikir berbasis hasil akhir, berpikir berbasis peraturan, dan berpikir berbasis rasa peduli. Prinsip-prinsip ini harus didasarkan pada nilai-nilai kebajikan universal yang dapat dipertanggungjawabkan karena apaun putusan yang diambil akan dimintai pertanggungjwaban, sehingga nilai dan prinsip ini menyatu menjadi sebuah kekuatan dalam pengambilan keputusan yang dapat memberikan dampak positif bagi lingkungan dengan  nilai loyalitas, kejujuran dan integritas  tergambar dalam keteladanan dalam setiap keputusan yang diambil.
- Bagaimana materi pengambilan keputusan berkaitan dengan kegiatan 'coaching' (bimbingan) yang diberikan pendamping atau fasilitator dalam perjalanan proses pembelajaran kita, terutama dalam pengujian pengambilan keputusan yang telah kita ambil? Apakah pengambilan keputusan tersebut telah efektif, masihkah ada pertanyaan-pertanyaan dalam diri kita atas pengambilan keputusan tersebut? Hal-hal ini tentunya bisa dibantu oleh sesi 'coaching' yang telah dibahas pada sebelumnya.
Sangat berkaitan erat. Pada kegiatan coching, seluruh kegiatan diolandaskan apada alur tertentu. Alur yang dimaksud adalah alur TIRA dan RASA, kedua alur ini, membimbing coching dan coche dalam proses supervisi akademik, atau mengarahkan coching dan coche dalam mengambil keputusan terkait permasahalan yang dihadapi. Tahapan alur TIRTA pada praktik coching dapat mengidentifikasi masalah dari coachee dan dapat membantu agar coachee dapat membuat solusi secara mandiri dari persoalan yang dihadapi. Nah, ini akan sangat membantu pemimpin untuk menentukan proses pengambilan keputusan yang terukur, tepat dan dapat dipertanggungjawabkan, selain itu kepercayaan diri akan semakin meningkat. Hal ini mengindikasikan bahwa pengambilan keputusan yang dilakukan telah tepat dan efektif, karena melalui proses dengan alaur-alur yang terukur. Â Walaupun mungkin masih ada hal-hal yang masih kurang atau menjadi pertanyaan, namun hal tersebut akan terselesaikan dengan sendiri jika seluruh aktifitas coching melalui alur yang sebenarnya.
- Bagaimana kemampuan guru dalam mengelola dan menyadari aspek sosial emosionalnya akan berpengaruh terhadap pengambilan suatu keputusan khususnya masalah dilema etika?
Kemampuan pengelolaan sosial emsional seorang guru sangat dibutuhkan dan sangat berpengaruh dalam pengambilan keputusan. Suasan emosional harus dalam kondisi baik atau stabil dalam menyikapi suatu persoalan, Kematangan atau kepekaan sosial emosional terutama social awarness, Â akan menumbuhkan empati dan simpati, sehingga dapat menempatkan diri sesuai dengan posisinya, dan dengan itu, dapat merasakan apa yang peserta didik alami, sehingga kita dapat mengidentifikasi permasalahan dengan bijaksana, disaat harus melakukan pengambilan keputusan. Dalam setiap keputusannya harus mempertimbangkan banyak hal yang bermuara pada murid, berbasis etika dan nilai kebajikan. seorang pemimpin yang baaik atau paripurna akan terlihat dalam pengambilan keputusan yang mengandung dilema etika (benar vs benar), sehingga basis regulasi, policy atau wisdom selalu menjadi pertimbangan dalam setiap keputusan yang akan diambil.
- Bagaimana pembahasan studi kasus yang fokus pada masalah moral atau etika kembali kepada nilai-nilai yang dianut seorang pendidik?
Nilai-nilai yang dianut oleh pendidikan tentu akan memiliki pengaruh terhadap pengambilan keputusan  dalam studi kasus yang fokus pada masalah etika, jika nilai-nilai yang dianut oleh seorang pendidikan adalah nilai-nilai kebajikan universal, tentunya pembahasan studi kasus akan mengarah pada penyelesaian yang beradasar nilai-nilai kebajikan, keputusan yang diambil akan tepat, benar dan dapat dipertanggung jawabkan karena masalah moral atau etika dapat melatih ketajaman dan ketepatan dalam pengambilan keputusan, sehingga dapat dengan jelas membedakan antara dilema etika ataukah bujukan moral. Sebaliknya jika nilai-nilai yang di anut adalah nilai yang bertentangan dengan nilai kebajikan universal, maka keputusan yang diambil keputusan yang diambilnya lebih cenderung bermuara pada kebenaran menurut versi pribadi, yang tentunya memiliki kekurangan dan kelemahan dimana-mana. akan semakin akurat dan menjadi keputusan yang dapat mengakomodir kebutuhan murid dan menciptakan keselamatan dan kebahagian semua pihak berdasarkan nilai-nilai kebenaran dan kebajikan.
Selain itu pembahasan studi kasus yang berfokus pada masalah moral atau etika akan semakin mengasah empati dan simpati seorang pendidik. Pendidik yang telah terlatih akan mempunyai rasa empati dan simpati yang baik sehingga diharapkan mampu mengidentifikasi dan memetakan paradigma dilema etika agar pengambilan keputusan sebagai pemimpin pembelajaran lebih bijak. Kebijakan yang muncul pada saat pengambilan keputusan tetap mengacu keberpihakan dan mengutamakan kepentingan murid, sehingga solusi tepat akan didapat dari setiap permasalahan yang terjadi. Pendidik yang mampu menganalisis permasalahan dari berbagai sudut pandang dan pendidik yang dengan tepat, sehingga mampu membedakan apakah permasalahan yang dihadapi termasuk dilema etika ataukah bujukan moral.
- Bagaimana pengambilan keputusan yang tepat, tentunya berdampak pada terciptanya lingkungan yang positif, kondusif, aman dan nyaman.
Pengambilan keputusan yang tepat akan memberikan kenyamanan dan rasa aman bagi seluruh unsur sehingga dapat meningkatkan kepercayaan publik dan dapat meminimalisir terjadinya konflik, serta menciptakan ruang kolaborasi yang lebih luas, sehingga akan menciptakan lingkungan yang lebih kondusif aman dan nyaman untuk berlangsungnya proses berpikir positif.
- Apakah tantangan-tantangan di lingkungan Anda untuk dapat menjalankan pengambilan keputusan terhadap kasus-kasus dilema etika ini? Adakah kaitannya dengan perubahan paradigma di lingkungan Anda?
Tantangan pengambilan keputusan terhadap dilema etika dilingkungan saya adalah kepentingan yang saling berbenturan antara individu-individu, sehingga memberikan tekanan  tekanan sosial, yang membuat pengambilan keputusan harus dipertimbangkan dengan sebaik-baiknya. perubahan nilai-nilai dalam masyarakat atau paradigsm didalam masyarakat yang  selalu mengutamakan kepetingan pribadi atau kepentingan kelompok tertentu juga semakin mempersulit pengambilan keputusan kasus dilema etika.
- Apakah pengaruh pengambilan keputusan yang kita ambil ini dengan pengajaran yang memerdekakan murid-murid kita? Bagaimana kita memutuskan pembelajaran yang tepat untuk potensi murid kita yang berbeda-beda? Perngaruh pengambilan keputusan dengan pengajaran yang memerdekakan murid, sangat signifikan, karena keputusan  pengajaran yang kita lakukan  harus mampu memaksimalkan potensi peserta didik dan mampu memenuhi kebutuhan belajar peserta didik, karena proses ini merupakan proses yang dapat mendewasakan untuk berfikir bijak dalam dilema sehingga kompetensi manajemen konflik akan meningkat dan dapat di rasakan hasilnya oleh murid. olehnya itu keputusan pembelajaran yang dilakukan harus didasarkan pada pemikiran yang beesesuain dengan paradigama pendidikan Kihajar Dewantara dan sesuai dengan kodart zaman dan hidup peserta didik. Untuk memutuskan pembelajaran yang tepat dan sesuai dengan potensi murid yang berbeda-berbeda, harus dilakukan dengan analisis yang mendalam terhadap segala kebutuhan belajar siswa baik profil belajar, motivasi dan minat belajar serta kesiapan belajar siswa, selain itu Pembelajaran yang tepat tidak selalu harus diferent dengan melayani setiap kebutuhan murid, tapi kemampuan kita untuk menghadirkan rasa aman dan bahagia dalam kelas akan bisa merangsang mereka untuk diajak berfikir dan berargumentasi sesuai dengan minat dan bakat murid.
- Bagaimana seorang pemimpin pembelajaran dalam mengambil keputusan dapat mempengaruhi kehidupan atau masa depan murid -- muridnya ? Sebagai pemimpin pembelajaran, tentunya segala yang terjadi dalam proses pembelajaran adalah hasil dari keputusan yang dibuat, sehingga seluruh rangkaian kegiatan yang terjadi pada pembelajaran merupakan hasil dari pembuatan keputusan yang tepat yang berpihak pada peserta didik, sehingga pembelajaran yang terjadi dapat memenuhi kebutuhan peserta didik. Pelaksaan proses pembelajaran yang baik dan bermakna akan membawa peserta didik kepada pemahaman yang baik tentang pembelajaran yang berdaampak pada pengembangan kompetesnsi dan potensi peserta didik, sehingga bisa menjadi bekal dalam menjalani atau manata masa depan. Guru adalah teladan, setiap pengambilan keputusan selain akan berdampak pada murid juga akan menjadi contoh untuk mereka dikemudian hari, mereka bisa menilai apakah keputusan yang diambil tepat atau perlu diperbaiki.
- Apakah kesimpulan akhir yang dapat Anda tarik dari pembelajaran modul materi ini dan keterkaitan dengan modul-modul sebelumnya? Pengambilan keputusan harus didasrkan pada 4 pradigma, tiag prinsip dan sembilan langkan pengambilan keputusan, kemampuan dan kecerdasan  dalam mengambil keputusan dapat dilatih oleh seorang pemimpin pembelajaran melalui proses yang berulang-ulang atau proses pelatihan dan pembimbingan. Pengambilan keputusan yang baik oleh seoprang pemimpian pembelajaran harus didasarkan juga pada Filosofi pembelajaran Ki Hajar dewantara mengajarkan bahwa posisi sebagai pemimpin berada dalam Pratap Triloka. Pengambilan keputusan harus dilakukan dengan kesadaran penuh dengan tetap mengutamakan kepentngan murid dengan mengacu pada nilai-nilai kebajikan universal serta dalam suasana sosial emosional yang stabil dan baik.
- Sejauh mana pemahaman Anda tentang konsep-konsep yang telah Anda pelajari di modul ini, yaitu: dilema etika dan bujukan moral, 4 paradigma pengambilan keputusan, 3 prinsip pengambilan keputusan, dan 9 langkah pengambilan dan pengujian keputusan. Adakah hal-hal yang menurut Anda di luar dugaan? Dilema etika merupakan kondisi dimana seseorang diperhadapkan pada masalah dimana kebenaran harus disandingkan dengan kebenaran yang lain, sedangkan bujukan moral adalah kondisi dimana seseorang diajak atau di arahkan pada kondisi melawan kebenaran atau hukum yang berlaku.