Mohon tunggu...
Syamsul Ardiansyah
Syamsul Ardiansyah Mohon Tunggu... Relawan - Manusia Biasa dan Relawan Aksi Kemanusiaan

blog ini akan bicara tentang masalah sehari-hari. follow me in twitter @syamsuladzic\r\n\r\nPengelola http://putarbumi.wordpress.com

Selanjutnya

Tutup

Politik

Satgas untuk Pukul Kecoa, Buat Apa?

10 Januari 2010   19:44 Diperbarui: 26 Juni 2015   18:32 123
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Setelah dibentuk awal Januari 2010 ini, Satgas Mafia Hukum langsung “menggebrak”. Sebuah inspeksi mendadak dilakukan ke Rutan Pondok Bambu. Konon, ada laporan ketidakberesan dalam pengelolaan rutan tersebut yang mendorong satgas bergerak ke Pondok Bambu.

Temuannya bisa diduga. Satgas menemukan perlakuan khusus untuk lima orang narapidana di Rutan Pondok Bambu Jakarta. Kelima napi yang mendapatkan fasilitas khusus itu adalah Artalyta Suryani, Aling, Darmawati, Ines Wulandari, dan Eri. Sanksi untuk sipir-sipir penjara pun mulai dibahas.

Media pun diundang dan sudah pasti halaman-halaman di situs-situs berita online pun dipenuhi cerita-cerita tentang temuan tersebut.

Shocked? Ngga juga! Malah, menurut saya, it’s ridiculous! Mengapa? Come on, ga perlu dibikin Satgas Mafia Hukum kalo bisanya cuma nyikat sipir-sipir penjara yang ngga beres. Untuk sipir-sipir yang katakanlah moralnya buruk itu, Satgas Mafia hukum seperti palu godam yang dipake untuk menghantam kumpulan kecoa.

Okelah, sidak itu perlu untuk bikin “shock therapy”. Corruption is begun from many little things. But sir, in our country there are so many bad things, so many irregularities happened. Temuan seperti yang didapat dari Pondok Bambu adalah temuan usang yang sebenarnya sudah jadi rahasia umum dan telah berulangkali ditemukan.

Ga usah ditanya kenapa kok terus terulang? Karena jawabannya sudah jelas, sistemnya ga beres. Masalahnya, kenapa itu-itu terus yang diterapi? Kenapa ga pilih kasus-kasus besar? Kenapa ga coba nangkap mafia-mafia yang gentayangan di balik setiap proses pembuatan kebijakan yang bikin rugi rakyat.

Bagi saya, sipir-sipir itu kan cuma pentul-pentul korek yang kalaupun nyala, panasnya ga seberapa dan sekali tiup, apinya langsung padam. Kenapa satgas ga berani main di lingkaran api yang lebih besar. Jangan-jangan, mereka sengaja dipilih, karena bobot politiknya rendah?

Kemudian diekspose habis-habisan ke media massa dengan harapan bisa memoles bibir kekuasaan. Ahhh… it’s very pathetic isn’t it?

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun