Mohon tunggu...
syamsul huda
syamsul huda Mohon Tunggu... Guru - suka belajar

sahabat dari Lombok NTB

Selanjutnya

Tutup

Diary

Sarana Cepat Belajar Membaca Al Quran? Boleh Dicoba!

18 November 2021   18:06 Diperbarui: 18 November 2021   20:16 451
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi membaca huruf hijaiyah

Sore yang cukup cerah kali ini mengingatkanku pada masa kecilku dulu. Anak-anak kecil  berlarian dengan pakaian muslim berlari pelan di dekatku. Di antara anak-anak itu ada yang membawa Iqro, ada juga yang membawa Al Qur’an, pemandangan seperti ini merupakan hal yang biasa terjadi saat menjelang magrib di desaku tinggal.

Menemukan tempat belajar mengaji tidaklah terlalu sulit di Lombok, karena masih banyak diselenggarakan oleh remaja masjid, atau pun swadaya para gurungaji lainnya. Sangat menyenangkan bukan, masih bisa menikmati kondisi pembelajaran seperti ini? Selain meningkatkan kemampuan belajar membaca Al Qur’an, kita juga masih bisa mengontrol kondisi anak-anak kita dengan baik, karena tentunya didukungan penuh lingkungan yang sama baiknya ini.

Sebagai anak yang hidup dan beranjak dewasa di lingkungan desa di Lombok, ada pengalaman berkesan yang terkenang sampai saat ini bagiku: bagaimana aku dulu berproses dalam mempelajari membacaAl Qur’an.

Kami anak-anak desa telah terbiasa dalam mempelajari Al Qur’an dari sejak kami kecil, yang mana metode pengajarannya masih menggunakan metode lama dengan mengikuti ucapan Guru sambil menunjuk huruf yang dilafalkan. Begitu terus berulang-ulang sampai kami bisa menyebutkan huruf hijaiyah tersebut dengan baik dan benar.

Selain itu ada konsekuensi jika kami belum bisa membaca Al Qur’an dengan baik dan benar, yaitu jika kami masih mengalami salah dalam melafalkan huruf, maka kami harus bersiap-siap mendapatkan tanda dari rotan sang Guru mengaji.

Selain itu jika kami berkali-kali masih belum bisa juga melafalkan dan mengingat huruf hijaiyah tersebut, maka kami akan dihukum berendam di kolam. Kebetulan dulu masih banyak kolam yang ada di sekitar desa kami, yang difungsikan untuk menampung air, tempat memelihara ikan, mandi, mencuci dan kebutuhan harian warga desa lainnya.

Mungkin ada yang bertanya, kenapa harus sampai diceburkan ke kolam? Orang-orang tua di desa kami sangat meyakini jika, kondisi tubuh seseorang yang kotor maka hal itu akan berpengaruh dalam proses belajarnya. Maka dengan menceburkan si anak yang sulit melafalkan bacaan Al Qur’an tadi, diharapakan ketika si anak kembali segar dan dengan kondisi sadar karena habis diceburkan tadi, menjadikan si anak tersebut menjadi lebih segar dan mudah dalam belajar Al Qur’an kembali.

Mengutip pernyataan ketua Yayasan Indonesia Mengaji, yaitu Komjen Polisi Syafruddin menyampaikan bahwa 65 persen dari jumlah penduduk Indonesia tidak bisa membacaAl Qur’an. Hal itu beliau sampaikan ketika melakukan kegiatan soft lauching “Indonesia MengajiuntukKemakmuran dan KedamianBangsa” secara daring (12/04/2021).

Berdasarkan data tersebut, beberapa organisasi pemuda dan tokoh-tokoh pemuda muslim pun melakukan penelitian yang lebih mendalam  lagi tentang kemampuan membaca Al Qur’an di kalangan warga muslim Indonesia.

Mengejutkan sekali hasil yang ditemukan tersebut, karena hanya 35 persen saja, atau dari 229 juta penduduk muslim Indonesia, baru 80 juta penduduk muslim yang bisa membaca Al Qur’an. Mulai dari usia anak-anak, pemuda 20-30 tahun hingga para lansia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun