Mohon tunggu...
Muhammad SyamsulFuad
Muhammad SyamsulFuad Mohon Tunggu... Guru - Guru

Sedang belajar, walau sedikit berharap bermanfaat

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Pembentukan Karakter Melalui Pembelajaran Menggunakan HP

4 Januari 2025   11:05 Diperbarui: 4 Januari 2025   11:06 56
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Pendidikan merupakan sesuatu yang wajib diberikan kepada anak. Karena pendidikan merupakan hal yang  dapat membentuk karakter seorang anak. Menurut Abuddin Nata Pendidikan adalah “proses merubah tingkah laku individu, pada kehidupan pribadi, masyarakat, dan alam yang ada di sekitarnya dengan cara yaitu pengajaran sebagai suatu aktivitas seperti aktivitas asasi dan sebagai profesi diantara profesi-profesi masyarakat” Jadi pendidikan adalah suatu hal yang mampu merubah karakter individu.

Dalam Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 BAB II tentang Dasar, Fungsi dan Tujuan, Pasal 3 menyebutkan Pendidikan nasional memiliki fungsi yaitu:  mengembangkan kemampuan seseorang dan membentuk sebuah watak seseoranh serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatiff, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

Dalam undang-undang tersebut fungsi dari  sebuah pendidikan adalah membentuk karakter seorang anak, yang mana seharusnya semakin baik pendidikan seorang anak, maka semakin terbentuk watak baik dalam dirinya.  Banyak kepribadian yang bisa di dapat apabila anak mendapatkan pendidikan. Pendidikan juga sebagai arah dalam membentuk karakter seorang anak. Apabila anak tidak dapat pendidikan maka karakter seorang anak tidak bisa terbentuk dengan baik

Karakter anak tentu akan terbentuk salah satunya melalui lembaga pendidikan seperti Sekolah. Karakter yang terbentuk melalui sekolah saat ini memili tantangan baru. Masa saat ini kebutuhan terhadap handphone sudah menjadi kebutuhan primer. Handpohne pada dasarnya memiliki dua sisi yaitu positif dan negatif. Sisi positif handphone yang paling dasar adalah membuat seseorang makin produktif dengan berbagai fitur di dalamnya, seorang pekerja dapat bekerja lebih efektif berkat bantuan handphone.

Masa pandemi seperti kemarin handphone menjadi kebutuhan utama dalam berbagai sektor. Tanpa terkecuali adalah di lembaga pendidikan. Akan tetapi sisi negatif handphone juga tak boleh di abaikan. Karena kebutuhan pembelajaran di sekolah terkadang handphone di salah gunakan oleh siswa di sekolah. Hal negatif yang paling mudah di temui ketika membawa handphone ke sekolah adalah kurangnya sosialisasi anak kepada temannya, ketika guru sedang menjelaskan tidak sedikit siswa yang lebih fokus ke handphone daripada ke materi pembelajarn. Hal itu tentu memiliki hal yang negatif karena mereka datang ke sekolah tidak mendapat ilmu baru.

Dari kedua sisi tersebut, tentu akan ada karakter yang terbentuk dari handphone khususnya di sekolah. Dari sisi positif karakter yang terbentuk dari handphone adalah siswa akan bisa mengatur waktu karena ada fitur-fitur pengingat yang tersedia di handphone, sehingga akan meminimalisir siswa akan lupa jadwal pelajaran serta siswa akan lebih mudah mengerjakan tugas dan mengumpulkannya lebih tepat waktu. karakter tersebut akan muncul lagi yaitu karakter disiplin. Sehingga tidak menutup kemungkinan siswa akan lebih bisa memanajemen waktunya jika membawa handphone ke sekolah.

Tetapi, selain dari karakter positif tentu ada karakter negatif yang terbentuk dari membawa handphone seperti akan muncul karakter yang apatis, sehingga seharusnya siswa bersosialisasi di kelas, karena membawa handphone siswa akan lebih fokus dengan handphone nya. Karakter negatif lain yang muncul adalah siswa tidak memiliki sopan santun. Kenapa karakter itu muncul karena tidak sedikit fakta menunjukan siswa ketika gurunya menjelaskan dan dia bermain handphone lalu ditegur gurunya bahkan diambil gurunya dia akan marah. Padahal marah kepada guru merupakan contoh negatif yang tidak boleh terus tertanam karena mencerminkan karakter tidak sopan santun dan arogan.

Sehingga dari kedua karakter yang dapat dibentuk melalui penggunaan handphone di sekolah memang alangkah baiknya untuk jenjang SD sampai SMP handphone tidak dijadikan kebutuhan dalam kegiatan belajar mengajar, karena pada umur tersebut siswa masih memiliki sifat labil yang tinggi serta siswa masih mudah untuk terbawa pengaruh lingkungan. Tetapi jenjang SMA mungkin penggunaan handphone bisa dipertimbangkan mengingkat usia remaja yang sudah mulai matang dan mulai mengenal mana baik buruk untuknya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun