Mohon tunggu...
Syamsul Huda
Syamsul Huda Mohon Tunggu... -

saya harus sedetik lebih cepat dari yang lain

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Coretan Artikelku "Akankah Kita Dikalahkan Oleh Waktu"

23 September 2012   12:33 Diperbarui: 24 Juni 2015   23:52 101
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sahabat Ku..... (^_^)  Tanpa terasa, tanpa kita sadari, dan meskipun kita sadari sekalipun pun, pingsan sekali pun, Antara sadar dan pingsan sekali pun ... Ada sesuatu ...yang sangat sesuatu , yang akan, akan, dan akan tetap setia mengintai kita... Ia akan tetap gigih mengejar-ngejar kita kemanapun kita pergi hingga kita nantinya 'menyerah' di taklukan olehnya...

Siapakah Dia?? Betapa Hebatnya dia...  .............. Banyak Insan menyebutnya ... "WAKTU" Yupz.. Dia memang hebat dan semakin lama akan semakin hebat... Putarannya ibarat roda yang awalnya berjalan linier lurus beraturan dan lama-lama melesat tajam menuruni jalanan curam dan akan terus mengalami penambahan kecepatan yang kata guru SMA ku dulu namanya 'Gerakan Lurus Berubah Beraturan" .. Ia akan semakin cepat, cepat dan bertambah cepat...

Apakah kita menyadari betapa cepatnya jarak antara Ramadhan tahun lalu dan tahun sekarang? Ya tentunya harus menyadari dong.. kalau gak menyadari berarti 'sampeyan' ketiduran' dari ramadhan tahun lalu sampai sekarang... waw.. hebat.. hehehe.. Pun juga dengan ramadhan sekarang... cepat sekali mau habis... Haduhh.... Haduhhh.... Bahkan banyak teman-teman Ku yang super sibuk dan Sangat Sok sibuk berujar jika waktu 24 jam rasanya kurang cukup  bagi mereka... Serakah Ya?? Namun begitulah kenyataannya..

Ya udah, saran ku agar jam dindingnya di modifikasi aja.. angka jamnya dibuat kecil-kecil... dari 1 sampek 50.... Tuh kan enakk... Jadi kita punya 50 jam sehari .. wkwkwkwk... (gak ngefek banget) Ya sudahlah... Yang jelas, Dulu Imam Al Ghozali berulang kali mengingatkan muridnya agar selalu mampu memanfaatkan waktu sebaik mungkin.. Hingga beliau mencetuskan untuk berusaha memenejemen waktunya dengan membaginya menjadi 3 bagian. Beliau berujar jika Waktu dan Kematian adalah pasangan yang senantiasa akan mengikuti kita kemanapun kita pergi... Bahkan hingga  lubang semut sekalipun... Sesuatu yang paling jauh dari kita dan akan terus menjauh dari kita  adalah masa lalu.... Kita tak akan dapat mengulang sedetik pun waktu yang berdetak keras mengiringi helai nafas kita setiap harinya... Dengan begitu, semakin dekat pula kita dengan sesuatu yang menurut Pengarang Kitab Legendaris 'Ihya Ulumuddin' ini akan menghampiri kita..  Yaitu Kematian... dan kebanyakan hal ini luput dari perasaan sang insan seperti kita-kita... (_ _)

Ku Tulis Catatan ku  ini tepat di malam 27 Ramadhan, Kawan.... malam di mana di mungkinkannya 'Lailatur Qodar' akan menebarkan senyumannya kepada yang senantiasa berdzikir dan bermuhasabah diri... Siapa yang berani menjamin jika kita bisa bertemu lagi dengan  Ramadhan dan Lailatul Qodar-Nya tahun depan..... Siapa yang berani menjamin jika selama ini Ibadah kita sudah cukup hingga kadang banyak dari kita yang menyepelekannya.... Kita sama-sama belajar kawan.... Bagaimana kita mengimbangi semakin cepatnya perputaran waktu menjelang akhir zaman ini... Bukankah kerugian jika waktu berlalu tanpa manfaat? Tinggal kita lah yang menentukan apakah perputaran waktu itu akan memberikan manfaat atau sebaliknya...Jangan sampai kita di kalahkan waktu kawan.... kita wajib menguasai waktu dan jangan sampai di kuasai waktu... hingga kelak tidak termasuk golongan yang merugi seperti Apa yang difirman kan Allah...

Marilah kita menfaatkan waktu tipis akhir bulan ramadhan ini dengan sesuatu yang bermanfaat kawan... terutama memperbaiki ibadah kita yang kebanyakan hanya untuk "Formalitas"

Ingatlah Kawan...

Ketika Shahadat kita hanya sebatas Ucapan

Ketika Sholat kita hanya sebatas Gerakan

Ketika Puasa kita Sebatas Menahan lapar dan kehausan

Ketika Zakat kita hanya sebatas keharusan

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun