Definisi lahan basah secara lengkap berdasarkan konvensi Ramsar adalah mencakup wilayah payau, rawa, gambut, atau perairan, baik alami maupun buatan, permanen maupun sementara, dengan air yang mengalir atau menggenang, tawar, payau, atau asin; termasuk wilayah dengan air laut yang kedalamannya pada saat pasang rendah tidak melebihi enam meter. Berdasarkan definisi tersebut maka dapat dikatakan bahwa sebagian besar wilayah Provinsi Kalimantan Selatan merupakan bagian dari lahan basah. Lahan basah merupakan wilayah yang memiliki tingkat keanekaragaman hayati yang tinggi dibanding ekosistem lainnya. Lahan basah memberikan berbagai manfaat bagi manusia baik secara ekonomi, ekologi, maupun budaya.
Tak terkecuali untuk wilayah Banjarmasin Selatan, oleh karena itu, disini saya dan teman-teman saya melakukan wawancara terhadap petani dan warga lokal sekitar di wilayah Banjarmasin Selatan, dengan tujuan ingin mengetahui bagaimana pemanfaatan lahan basah di daerah tersebut. Disini kami mempunyai dua narasumber diantaranya Bapak Anang (60) yang berprofesi sebagai petani dan Bapak Udin (40) yang merupakan warga lokal disekitaran tambak budidaya lele yang ada di Banjarmasin Selatan.
Dari wawancara tersebut saya memberikan masing-masing narasumber 2 pertanyaan mengenai pemanfaatan lahan basah disekitar tempat tinggal beliau dan apa saja kendala yang dihadapi. Dari hasil wawancara saya dengan narasumber pertama yaitu Bapak Anang beliau menuturkan bahwasanya lahan basah yang ada disekitar tempat tinggal baliau sebagian besar dimanfaatkan sebagai lahan pertanian dan perkebunan. Yang mana jenis tanaman yang sering ditanam oleh petani sekitar meliputi padi, terong, cabe, sawi, kangkung, jeruk, rambutan, mangga dll. Adapun kendala yang sering dihadapi oleh petani sekitar adalah kekeringan, hama tikus dan penggunaan alih lahan.
Dan dari hasil wawancara kedua dengan Bapak Udin adalah beliau menuturkan bahwasanya jenis lahan basah di sekitaran tempat tinggal beliau didominasi dengan sungai, oleh karena itu masyarakat sekitar tempat tinggal Bapak Udin sebagian besar memanfaatkannya sebagai tambak budidaya ikan. Jenis ikan yang dibudidayakan adalah lele, nila, gurame, patin dan toman. Adapun kendala yang dihadapi oleh pembudidaya ikan adalah kekeringan dan ancaman predator(hama).
Sekian pemaparan dari hasil wawancara saya dan teman-teman, saya ucapkan terimakasih
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H