Kota Tangerang Selatan diketahui tidak banyak memiliki kawasan wisata yang layak untuk bersaing dengan kawasan wisata lainnya di Jabodetabek. Mungkin yang masih terbilang baik adalah wisata kuliner di berbagai lokasi khas seperti di Serpong, Ciputat ataupun Bintaro. Namun ada sebuah situ (danau) yang cukup luas yakni Situ Gintungsebuah danaukecil buatan yang terletakKecamatan Ciputat Timur,Kota Tangerang Selatan,ProvinsiBanten. Lokasi danau ini berada di sebelah barat daya kotaJakarta. Danau seluas 21,4 ha (2008) ini telah berubah fungsi, dimanfaatkan sebagai tempat wisata taman yang awalnya sebagai waduk area pertanian di sekitarnya.
Awal pembentukan situ (danau) ini adalah sebagai waduk yang berfungsi sebagai tempat penampungan air hujan dan untuk perairan ladang pertanian di sekitarnya, dibuat antara 1932-1933 dengan luas awal 31 ha. Kapasitas penyimpanannya mencapai 2,1 juta meter kubik. Situ ini adalah bagian dari Daerah Aliran Cisadane merupakan salah satu sungai utama Provinsi Banten dan Jawa Barat sumber berasal Gunung Salak dan Gunung Pangrango di Kabupaten Bogor (sebelah selatan Kabupaten Tangerang) yang mengalir ke Laut Jawa panjang sungai ini sekitar 80 km dan bendungan aliran Kali Pesanggarahan. Di tengah-tengah situ terdapat sebuah pulau kecil yang menyambung sampai ke tepi daratan seluas kurang lebih 1,5 ha yang bernama Pulau Situ Gintung beserta hutan tanaman yang berada di sekitarnya. Semenjak tahun 1970-an kawasan pulau dan salah satu tepi Situ Gintung dimanfaatkan sebagai tempat wisata alam dan perairan dimana terdapat restoran, kolam renang dan aktivitas outbond.
Sebagai warga Tangerang Selatan saya melihat potensi wisata Situ Gintung layak untuk dikembangkan lebih lanjut dengan penataan, pemeliharaan dan pengayaan sumber daya yang tersedia disana. Pertama, penataan tata ruang wilayah Situ Gintung sebagai ruang terbuka hijau sangat tepat dan patut dipertahankan karena akan mampu menyerap air hujan dan aliran air lainnya untuk wilayah sekitar situ tersebut. Belum lagi pepohonan hijau dan taman kota yang mampu memberikan asupan oksigen berlimpah di tengah padatnya polusi kendaraan maupun pabrik yang ada di Tangerang Selatan. Kedua, pemeliharaan, sebagai potensi alami yang an-sich memang berbentuk danau dan taman kota maka wajib dipelihara oleh pemerintah pusat, pemerintah daerah dan masyarakat sekitar agar keindahan dan kehijauan situ tetap bertahan seperti sediakala. Pemeliharaan ini bisa dilakukan dengan cara senantiasa menggalakan program bersih desa di sekitar situ, aturan tata ruang yang ketat untuk area situ dan suntikan dana APBD yang memadai guna member added-value keberadaan Situ Gintung.
Ketiga, pengayaan sumber daya alam dan sumber daya manusia yang ada di Situ Gintung. Sumber daya alam diperkaya dengan senantiasa mengecek kadar polusi air dan udara, aliran air yang normal, tanaman dan hewan yang di-intensifikasi dan diversifikasi agar lebih menarik perhatian pengunjung kawasan wisata selain mempertahankan ekosistem alam yang telah ada. Kemudian pemberdayaan masyarakat sekitar Situ Gintung agar bisa kesadarannya meningkat, pendapatannya bertambah dan lapangan pekerjaan pun semakin luas. Jelas jika demikian manfaat dari keberadaan Situ Gintung akan semakin bertambah dan bernilai guna. Pelatihan-pelatihan dan pemberian izin usaha yang berwawasan lingkungan oleh pemerintah daerah diyakini akan membuat hal tersebut diatas mudah tercapai.
Peristiwa jebolnya tanggul pada tanggal 27 Maret 2009 pun sudah seharusnya menjadi pelajaran berharga bagi pemerintah dan masyarakat bahwa kekayaan alam yang dimiliki bangsa ini sudah seharusnya dijaga dan dipelihara dengan sebaik-baiknya. Tidak hanya sekedar menghindari bencana alam yang mengancam jika manusia berbuat ulah namun juga bisa memberi nilai tambah yang semakin meningkat terhadap alam dan mampu memenuhi kebutuhan manusia agar bahagia dan sejahtera. Maka saya secara pribadi sebagai warga Tangerang Selatan menyarankan kepada Walikota Tangerang Selatan Airin Rachmi Diany agar mampu member perhatian dan merawat Situ Gintung sebagai harta karun tak ternilai Kota Tangerang Selatan tercinta.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H