Mohon tunggu...
syamsudin prasetyo
syamsudin prasetyo Mohon Tunggu... -

pejuang kebahagiaan dunia akhirat yang mengabdikan diri untuk ibadah dan kemaslahatan umat manusia.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

NTT dan Komodo, Milik Indonesia Asli

30 Desember 2011   16:27 Diperbarui: 25 Juni 2015   21:33 107
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tak terasa baru kemarin aku menginjakkan kaki ke tanah jagung, yang notabene berbatasan langsung dengan negara Timor Leste. Iya, tepat tiga hari aku merasakan atmosfer kota Kupang yang menurutku menarik, menarik dari sisi budaya dan sumber daya alamnya yang luar biasa. Benar sekali jika banyak orang asing yang mengatakan bahwa Indonesia adalah surga yang sebenarnya, karena memang Indonesia memiliki ragam kultur yang amat sangat beragam dan kaya.

Provinsi yang dihuni oleh 21 kabupaten/ kota tersebut memiliki slogan, ‘bae sonde bae, tanah timor tetap lebe bae, bolelebo.’ Sungguh saya kagum dengan kehangatan dan keramahtamahan masyarakat NTT yang terkesan dari sisi fisik keras dan kasar. Tetapi tepat adanya, jika orang mengatakan, ‘dont judge people by they cover.’ Masyarakat NTT diluar dugaan ternyata lembut dan bersahaja. Jika ada kesempatan, saya ingin sekali bisa berkunjung kesana lagi. Semoga bisa terwujud.

NTT dengan Kupang sebagai ibukota provinsi merupakan satu kesatuan utuh yang sangat mencintai Indonesia sebagai tanah kelahiran mereka. Menurut saya, sebuah kecelakaan yang patut disalahkan kepada mereka yang tidak bisa mengakomodir aspirasi rakyat ‘tanah timor’ ketika Timor Leste lepas dari kita. Kita kurang peka dengan kondisi sosial masyarakat kita sendiri. Sebuah pelajaran yang berharga bagi siapapun yang memerintah negeri ini, bahwa Indonesia memang begitu diversifikatif sehingga kita harus bisa memahami lebih dalam jati diri bangsa Indonesia sebenarnya.

Yang sangat disayangkan juga di dalam provinsi yang kaya ternak dan sumber laut tersebut ada sebuah warisan dunia yang sudah seharusnya bisa kita pelihara, kita jaga, kita cinta dan kita kenalkan kepada seluruh masyarakat dunia bahwa Pulau Komodo merupakan benar-benar ‘legasi’ luar biasa. Pulau Komodo jangan dipandang an-sich sebagai sebuah pulau kecil terpencil dan sebelah mata, tetapi dia adalah potensi besar yang patut kita kembangkan, agar membuat bangsa ini menjadi lebih besar dan benar-benar besar, tidak hanya sekedar kata-kata di media-media.

Dengan melihat secara kasat mata bahwa pembangunan baik fisik dan non-fisik di kawasan timur Indonesia masih tertinggal, maka pemerintah harus dan sangat harus bisa membangun berbagai infrastruktur dan potensi lokal yang sesuai dengan kebutuhan setempat dan visi jangka panjang kita sebuah negara Indonesia. Saya ingin sekali melihat, investor masuk ke NTT dan berbagai pulau-pulau kecil disana yang sangat indah. Saya membayangkan bagaimana penduduk lokal bisa menikmati hasil pembangunan dan merasakan kesejahteraan yang nyata dengan adanya perlakuan yang setara dengan pulau Jawa.

Mau tidak mau, mulai sekarang pemerintah harus punya grand strategi untuk mengembangkan kawasan Indonesia timur lebih kuat lagi. Berkaca dari contoh kecil provinsi NTT dan potensi besar pulau Komodo yang terabaikan. Memang sudah ada promosi tetapi saya pikir kurang. Pulau Komodo lebih baik dari piramida di Mesir, Machu Picchu di Peru atau bahkan gedung-gedung tertinggi di dunia yang dibanggakan masyarakat Eropa dan Amerika. Kita punya warisan budaya dan alam yang lebih unik dan tidak ternilai harganya, meski ditukar dengan apapun jua.

Mari kita cinta NTT, Pulau Komodo dan Indonesia agar lebih berdaya dan digdaya!!!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun