Mohon tunggu...
Syamsuddin Juhran
Syamsuddin Juhran Mohon Tunggu... Oposisi Intelektual -

Ilustrasimu, Imajinasiku . . .

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Kicauan Saut dan Jeritan Aleppo

8 Mei 2016   11:46 Diperbarui: 10 Mei 2016   16:22 127
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Oleh; Syamsuddin Juhran
(Aktif sebagai santri Gusdurian Kaltim)

Bissmillahirrohmanirrohim
Allahhu’ma sholli ala sayyidina Muhammadin wa ala alih’ sayyidina Muhammad.

Bagi penulis menarik bila kita menelesik lebih jeluk kasus Thony Saut Situmorang (wakil pimpinan KPK) yang karena argumentatifnya di nilia tidak berimbang dalam menganalogikan salah satu lembaga mahasiswa tertua yakni Himpunan Mahasiswa Islam (HmI) sebagai lembaga korup yang di lansir beberapa harian cetak dan elektronik.

Salah satu argumentatif Saut (5/5/2016) dimuat dibeberapa harian online yang membuat geger kader HmI seluruh Indonesia. Kecaman, demonstrasi dan prosesi jalur hukum di tempuh untuk menegaskan bahwa Saut bersalah. Adapun argumentasi Saut Situmorang; ‘’Mereka orang-orang cerdas ketika mahasiswa, kalau di HmI minimal LK I, tetapi ketika menjadi pejabat mereka korup dan sangat Jahat”.

Bila kita sejanak meluangkan waktu untuk kembali mengkaji, bahwa argumentasi tersebut murni a priori--silogisme, sebagaimana kader HmI sering mempelajarinya dalam kaidah-kaidah ilmu mantiq.

Maka tulisan ini fokus pada analisa argumentatif Saut Situmorang sebelum melakukan penyimpulan/menilai, agar nantinya kita terbiasa dengan tradisi Menganalisa sesuatu sebelum menilai. Dalam analisa singkat ini penulis memakai pendekatan (metode) hermeneutika dan silogisme.

Metodelogi hermeneutika adalah sebuah metode dalam memahami teks, bahwa metode ini dikenal dengan Triadiknya; TEKS (konsep), INTEPRETASI (penilaian) dan AUTHOR (pengisah).

Agar tidak terjadi bias lebih baik background Saut sebagai wakil pimpinan KPK penulis mengeyampingkanya terlebih dahulu (khawatir nantinya malah KPK yang dikecam bukan pesrson).

Maka dari teks argumentasinya penulis memilahnya kedalam dua bagian antara author dan intepretasi;
-Author atau yang menyatakan adalah Saut Situmorang sebagai pejabat publik (KPK).
-Intepretasi Saut diataranya adalah ‘kalau di HmI minimal LK I, ketika menjadi pejabat korup dan jahat’. (kata kuncinya LK I yang di analogikan, bukan LK II atau LK III)

Setelah terkumpul beberapa Intepretasi Pak Saut, maka kita kembali pada kaidah teks (konsep). Teks/kata sebagai konsep harus di kembalikan pada realitasnya (faktanya). Tentu Saut pasti memiliki realitas teks tersebut sebagai bentuk konsepsinya yang di ambil dari hasil cermatan emperis (pengalaman)nya.

Jika kita meminjam dalil Probabilitas, kemungkinan Saut pernah mendapatkan/menemukan satu kasus pejabat publik yang hanya lulusan LK I HmI ketika menjabat jahat dan korup.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun