Mohon tunggu...
Syamsuddin Juhran
Syamsuddin Juhran Mohon Tunggu... Oposisi Intelektual -

Ilustrasimu, Imajinasiku . . .

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Dark Age jilid II

4 April 2016   06:32 Diperbarui: 4 April 2016   06:54 30
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Meminjam istilah abad pertengahan "The Dark Age" (zaman kegelapan) zaman dimana Nalar/rasionalitas dibantai habis-habisan oleh kaum tekstualis/dogmatis yang berujung pada fatalisme. 

Kini zaman itu berulang pada era Noe-modernis, dimana Manusia yang sadar teknologi-industri mengalami kerapuhan Mental. 

Mental PD (percaya diri) diberenggus oleh Smartphone (telepon cerdas), era dimana eksistensi (keberadaan) manusia di katakan Ada dengan uplod status, foto, dan vidio.

Aku ada karena aku selfie, dan ku hadapkan wajah ku kepada Pasar. Begitu kira-kira adagium yang pernah aku lontarkan 2 tahun silam.

Telepon cerdas dengan Manusia (user) yang bodoh. 5 sense (panca indra) bisa kita asumsikan mencerap/persepsi/konsepsi informasi (status, foto dan vidio) maximal 5 s/d 8 jam/hari. 

Bisa dipastikan hasil cerapan (gambaran) yang masuk ke Mental/benak/rasio manusia berupa status, foto, vidio dan dll. Dan itu semua terekam sebagai satu Konsep yang perasaan (emosional) akan ikut campur dalam memberi penilaian (justice).  

Penilai-penilaian itu berujung pada satu kesimpulan umum yang berupa proposisi yg tak proposional. Meminjam tingkatan pengetahuan ala Plato yakni "Ekasia" berarti pengetahuan terendah (Gosip). 

Kita bisa renungkan, berjuta-juta GOSIP yang sudah kita konsepsi di Mental kita yang berimplikasi Kesalah pahaman, chaos dan peperangan. Sehingga ia juga berimplikasi pada peyimpangan perilaku/watak manusia. 

Inilah zaman Kegelapan (dark age) Jilid dua.

Dimana mental/rasio hanya berfungsi menyimpan Gosip. Dimana Kesadaran manusia di asyikan dengan Dogma kecerdasan Teknologi. 

Ini juga era dimana Pemikir (proses) disingkirikan, dan Politikus (praktis) disembah. Dan  Sekali lagi saya bukan orang anti terhadap perubahan.

 

Salam  Peradaban.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun