Mohon tunggu...
Syamsuddin
Syamsuddin Mohon Tunggu... Guru - Pembelajar sejati, praktisi dan pemerhati pendidikan

Pembelajar sejati, praktisi dan pemerhati pendidikan

Selanjutnya

Tutup

Worklife

Lima Prinsip Kepemimpinan #1#: Building Trust

17 Maret 2023   17:28 Diperbarui: 18 Maret 2023   09:30 563
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

5 Prinsip Kepemimpinan  #1#: Building Trust

Kepemimpinan itu seni dan pengaruh. Yakni seni memengaruhi dan menggerakkan orang lain untuk mencapai tujuan organisasi. Dan serang pemimpin tidak mungkin dapat memengaruhi dan menggerakan jika tidak memiliki komptensi.  Karena hanya pemimpin yang kompeten yang dapat memimpin orang lain untuk mencapai tujuan organisasi. Oleh karena itu kompetensi dalam mememgaruhi dan menggerakkan serta mengakselerasi kinerja merupakan hal penting dalam kepemimpinan.

Menurut Bambang Triyawan dari Invis Coach,[1] ada lima prinsip mendasar yang patut dianut dan diterapkan seorang pemimpin jika ingin meningkatkan efektifitas kepemimpinannya. Kelima prinsip tersebut adalah (1) Building trust; (2) Formulating objecstives; (3) Measuring performance; (4) Coaching for Performance, dan (5)Reinforcing Good Performance. 

Building Trust

Yang pertama adalah building trust. Karena kepercayaan adalah fondasi bagi kepemimpinan yang berpengaruh. Seorang pemimpin tidak akan dapat memengaruhi dan memimpin orang lain tanpa kepercayaan (trust) yang cukup. Tinggi rendahnya kepercayaan anggota team atau yang dipimpin sangat ditentukan dan memengaruhi kuat lemahnya pengaruh seorang pemimpin.  Singkatnya, pemimpin hanya akan diikuti jika ia mampu memberi pengaruh. Dan ia mampu memengaruhi jika dipercaya.

 Menurut Coach Bambang ada 8 sifat yang harus dilakukan seorang pemimpin jika hendak membangun  trust, yakni; Pertama; Mengambil inisiatif dan membuat sesuatu terjadi serta tidak muda berpuas diri dengan capaian yang telah didapatkan. Kedua, Menjadi teladan dari apa yang mereka katakan. Ia menjadi contoh dan model perubahan yang diinginkan organisasi.

 Ketiga, Integritas yang kuat. Pemimpin yang berintegritas berpotensi menjadikan karyawan dan tim memiliki integritas yang baik pula. Sebaliknya jika pemimpin tidak punya integritas maka seluruh karyawan juga berpotensi memiliki integritas yang buruk. Karena itu kepemimpinan harus dibangun di atas integritas.

 Keempat, Menjaga Moralitas. Moralitas merupakan modal utama membangun integritas dan kredibilitas yang pada akhirnya menjadikan seorang pemimpin dipercaya. Membangun trust mustahil dapat dilakukan dengan mengabaikan aspek moralitas. Moralitas bagaikan kompas yang memandu arah gerak seorang pemimpin baik dalam kehidupan pribadi maupun kepemimpinannya. Betapa banyak pemimimpin yang kredibilitasnya rontok, integritasnya runtuh, dan tingkat trust padanya anjlok hanya karena moralitas yang hancur.

 Kelima, Menepati Janji. Trust, integritas, dan kredibilitas seseorang termasuk pemimpin juga dinilai dari komitemennya terhadap janji. Komitmen terhadap janji akan meningkatkan kepercayaan terhadap seorang pemimpin. Sebaliknya pengingkaran terhadap janji akan menurunkan integritas, krdebilitas, bahkan meruntuhkan trust kepada seorang pemimpin. Oleh karena itu pemimpin jika ingin dipercaya dan trust kepadanya terjaga hendaknya sungguh-sungguh dalam menepati janji.

 Keenam, Loyal pada yang Tidak Hadir. Maksudnya adalah tidak membicarakan kekurangan siapapun di belakangnya. Acapkali orang yang absen dari pertemuan seperti rapat rutin, breafing, atau forum lainnya menjadi korban gosip dan ghibah. Bukan oleh sesama karyawan atau anggota team. Tapi oleh leadernya. Hal ini tentu tidak sehat. Di samping dapat merusak hubungan pemimpin dengan anggotanya, hal ini juga dapat menurunkan kepercayaan dan loyalitas anggota dan karyawan. Sebab mereka akan khawatir jadi korban jika tidak hadir. Atau merasa sudah di-ghibah-i saat tidak hadir.

Ketujuh, Konsisten pada Prinsip. Secara naluriah orang mengakui dan mempercayai pemimpin yang berpegang secara konsisten pada prinsip-prinsip. Saat seorang pemimpin konsisten menjalankan nilai-nilai (values) atau prinsip, maka orang akan mempertimbangkan untuk hidup dengan nilai dan prinsip yang dianutnya. Sebab nilai dan prinsip sertai value yang dianut adalah kunci bagi perubahan.Tentu saja nilai dan prinsip yang dimaksud adalah bukan sekadar slogan yang tepajang di poster atau ruang kantor. Prinsip harus nampak mewujud pada sosok orang-orang yang beraada di suatu organisasi. Karena itu nilai dan prinsip harus ditopang oleh keteladan yang kredibel. Karena setiap perubahan membutuhkan sistim nilai yang jelas dengan keteladanan  yang  memadai.

 Kedelapan, Kredibilitas. Kepemimpinan adalah tentang bagaimana meyakinan orang untuk bergerak dan bertumbuh dalam karir dan kehidupan. Dan hanya orang yang kredibel yang dapat meyakinkan dan membangun kepercayaan. Memimpin tanpa kredibilitas yang memadai tidak akan efektif. Bahkan orang yang tidak kredibel sesungguhnya tidak layak memimpin. ''the power of action is more powerful than the power of words".  

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun