Mohon tunggu...
syamsu_alam kpi2
syamsu_alam kpi2 Mohon Tunggu... -

stain pare pare

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Manusia dan Kematian

20 Desember 2014   03:09 Diperbarui: 17 Juni 2015   14:55 36
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

c

erita ini adalah kisah nyata saya ketika ibu saya kembali kepangkuan ilahi, ibu saya adalah wanita yang tangguh menurut sayawalaupun dia menderita penyakit jantung, diabetes, dan asma yang dia derita dia tetap ingin bekerja sebagai layaknya seorang istri dan ibu yang normal untuk keluarganya walaupun berdiri dan jalan saja dia kurang bisa melakukannya tapi dia tetap melakukan pekerjaan rumah tangga, hari rabu tepatnya tanggal 22/10/2014 orang tua saya akan pergi ke samarinda kalimantan timur karna cucunya akan di hakiqah hari itu saya di minta oleh orang tua saya untuk mengantarkannya ke pelabuhan pare-pare setelah mata kuliah saya selesai saya dan teman saya pun pergi ke sidrap untuk mengantar orang tua saya tapi saya ditilang polisi di lapadde gara-gara lampu motor saya tidak nyala, karea orang tua saya lama menuggu mereka pun menelpon saya dan mereka mengatakan tidak usah jemput kami karena kami aka naik ojek dan saya pun di suruh untuk menunggu mereka di pelabuhan.

Saya merasa bersalah karena tidak bisa mengantar orang tua saya ke pelabuhan,akhirnya saya ke pelabuhan untuk melihat orang tuasaya berangkat dan saya pun bertemu mereka di atas kapal setelah beberapa saat kapul akan berangkat saya pun bersalaman dan minta izin untuk kembali seteah saya turun kapal pun berangkat,hari kamis mereka selamat sampai tujuan, minggu sore ibu saya tiba-tiba menelpon memakai nomor kakak dan mengatakan acara hakiqah keponakan saya brusan selesai dan saya sedikit terkejut ketika dia menanyakan apakah saya sakit?, keesokan paginya jam 7 kakak saya yang di samarinda menelpon saya utuk mengabarkan bahwa ibu telah tiada saya pun tidak bisa berkata kata dan sedikit tidak percaya mendengar kabar tersebut karna baru kemarin ibu saya menelpon saya dan kakak saya yang di sidrap menelpon saya untuk kembali cepat ke sidrap utuk bertemu keluarga saya pun pergi naik motor ke sidrap dengan pikiran kacau dan akhirnya saya bertemu kakak saya dan kami pun ingin segera ke samarinda dengan pesawat tapi sayangnya tidak ada pesawat yang berangkat pagi hanya ada pesawat berangkat sore kami pun tidak jadi berangkat karna pasti tidak bisa juga kami dapat acara pemakaman ibu kami dan kami tidak ingin mayat ibu kami bermalam akhirnya kami menelpon keluarga di samarinda untuk menyuruhnya segera mengubur ibu kami dan tidak usah menunggu kami karna tidak ada pesawat berangkat pagi sekalian hari rabu kami berdua ke samarinda menggunakan kapal air, saya sedikit kecewa tidak melihat ibu saya untuk yang terakhir kalinya.

Hari rabu saya dan kakak saya pun berangkat ke samarinda dan keesokan harinya kami berdua sampai di pelabuhan samarinda dan disana kakak saya yang tinggal di samarinda menjemput kami dan sesampainya di rumah kakak saya saya melihat ayah saya sedang menangis melihat foto-foto ibu saya waktu hakiqah cucunya saya sangat sedih melihat ayah saya dan berusaha menahan air mata saya dan sore harinya saya saya,ayah dan kakak­-kakak saya pergi ke pemakaman ibu saya dan disana akhirnya saya tidak bisa membendung air mata saya melihat makam ibu saya, setelah acara hari ke7 meninggalnya ibu saya, saya ,ayah dan kakak saya kembali ke sidrap dan dan sampai sekarang saya masih belum percaya ibu saya telah tiada. TERIMAKASIH IBU ATAS SEMUA KEBAIKAN MU

By:syamsu alam

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun