Kita tentunya sudah mengenal bahkan mungkin sangat familiar dengan istilah roket. Definisi roket menurut Wikipedia adalah merupakan wahana luar angkasa, peluru kendali, atau kendaraan terbang yang mendapatkan dorongan melalui reaksi roket terhadap keluarnya secara cepat bahan fluida dari keluaran mesin roket. Aksi dari keluaran dalam ruang bakar dan nosel pengembang, mampu membuat gas mengalir dengan kecepatan hipersonik sehingga menimbulkan dorongan reaktif yang besar untuk roket (sebanding dengan reaksi balasan sesuai dengan Hukum Pergerakan Newton ke-3). Seringkali definisi roket digunakan untuk merujuk kepada mesin roket.
Namun saat ini roket bisa dijadikan sebuah mainan bagi pelajar, anak-anak ataupun masyarakat dengan kemunculan roket air. Ya, roket yang berbahan bakar air ini (maksudnya dengan dorongan tekanan air) menjadi sangat popular di dunia. Di Indonesia sendiri roket air ini menjadi sangat popular beberapa tahun terakhir ini. Hal ini ditandai dengan mulai maraknya kompetisi roket air antar perguruan tinggi. Dan kini tidak hanya di tingkat perguruan tinggi, para pelajar tingkat SMP dan SMU pun sudah mulai berpartisipasi dalam pengembangan roket air ini.
Sejarah roket air sendiri dimulai dengan patent dari roket PARK pada tahun 1956. Roket mainan ini berbentuk pesawat kecil dari bahan plastik yang di dalamnya separohnya diisi air dan kemudian ditekan dengan udara menggunakan pompa sepeda hingga tekanan mencapai 15-20 psi. Publikasi pertama mengenai bagaimana membuat roket air ini ditayangkan di majalah Mother Earth News. Setelah itu roket air berkembang pesat hingga ke seluruh dunia. Kompetisi roket air pertama kalinya digelar di Skotlandia pada pertengahan tahun 80an. Rekor dunia untuk capaian roket paling tinggi adalah 623 meter pada tahun 2007 pada even yang diselenggarakan oleh Amerika.
Prinsip dari roket air ini sebenarnya cukup sederhana. Botol minuman soda yang diisi air sebagian (bagusnya 1/4-1/3 volumenya) kemudian ditekan dengan udara menggunakan pompa hingga mencapai tekanan tertentu. Ketika lubang nosel dibuka, maka akibat tekanan udara di dalam botol, air akan menyembur keluar melalui lubang nosel. Semburan ini yang mengakibatkan adanya gaya dorong dari botol tersebut sehingga bisa terangkat ke atas. Beberapa faktor tentunya akan mempengaruhi kekuatan dorongan tersebut, seperti volume air, tekanan udara, diameter lubang nosel, berat botol, dll. Untuk mengoptimalkan gaya dorongnya, ada perhitungan sederhana yang bisa digunakan untuk mendapatkan dimensi optimal. Dengan prinsip yang sederhana ini, tentunya semua orang bisa membuatnya, karena hanya dibutuhkan peralatan yang mudah kita dapatkan di sekitar kita.
[caption id="attachment_293099" align="aligncenter" width="458" caption="Roket air hasil rancangan Muhammad Faisal Rabbani dan Piala yang diperolehnya sebagai Juara Harapan III (foto: syamsiro)"][/caption]
Sebagai upaya memasyarakatkan teknologi roket air ini, Taman Pintar Yogyakarta pun tidak mau ketinggalan dengan mengadakan Kontes Peluncuran Roket Air tingkat SMP dan SMA se-Jawa Tengah dan DIY. Ajang tahunan bagi para siswa tingkat menengah ini diadakan pada 21 September yang lalu. Kontes yang berlangsung di Stadion Kridosono ini diikuti oleh 161 tim dan merupakan kontes tahunan yang kelima kalinya. Salah satu tim yang ikut dalam ajang kontes ini adalah dari SMPN 1 Wates Kulonprogo. Salah satu anggotanya yaitu Muhammad Faisal Rabbani berhasil mendapatkan Juara Harapan III untuk kategori SMP dan berkesempatan untuk ikut di ajang nasional minggu kemarin. Putra dari Bapak Setiawan Tri Widada yang juga adalah Camat di Kecematan Kalibawang, Kulonprogo ini berhasil mendaratkan roketnya mendekati sasaran yang dituju. Ajang kompetisi ini sangat bermanfaat sekali khususnya bagi para siswa dalam mengenal teknologi roket, sehingga harapannya kompetisi sejenis, tidak hanya roket air tentunya, bisa diselenggarakan secara rutin untuk memacu para siswa dalam menekuni bidang sains.
[caption id="attachment_293100" align="aligncenter" width="461" caption="Faisal bersama teman-temannya dari SMP N 1 Wates"]
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H